
JAKARTA – Hasrat untuk mulai berinvestasi semakin tinggi, terutama di kalangan pekerja muda urban. Namun, semangat tersebut kerap tidak sebanding dengan kondisi finansial yang sebenarnya. Pertanyaan seperti, “Bagaimana mau investasi jika gaji cuma Rp5 juta dan cicilan sudah Rp3 juta?” mencuat sebagai potret tantangan nyata.
Alih-alih langsung terjun ke dunia investasi, penting untuk berhenti sejenak dan menilai kesiapan finansial secara menyeluruh. Dalam sebuah video yang tayang di kanal YouTube, Andrew Susanto Founder Pusat Emas Indonesia menekankan perlunya menata tiga hal krusial sebelum melangkah ke dunia investasi. Ia mengingatkan agar keputusan investasi tidak didasari impuls semata, tetapi melalui persiapan matang dan realistis.
Strategi Investasi: 3 Hal Yang Harus Dibereskan Sebelum Investasi
Baca Juga
1. Memiliki Penghasilan Tetap Adalah Kunci Utama
Andrew menegaskan, syarat pertama sebelum berinvestasi adalah memiliki pendapatan tetap. Tanpa pemasukan yang stabil, keputusan finansial akan mudah terpengaruh emosi. “Sebelum mikirin emas, saham, atau crypto, pastikan dulu ada kerjaan. Ini bukan idealisme, tapi realita,” ujarnya dalam video tersebut.
Menurut Andrew, sumber penghasilan yang dapat diprediksi menjadi fondasi utama dari kesehatan finansial. Ini tidak hanya memastikan aliran kas masuk secara rutin, tetapi juga memberikan rasa aman dalam mengambil keputusan finansial.
2. Gunakan Dana Lebih, Bukan Uang Harian
Strategi kedua yang disampaikan Andrew adalah menggunakan “uang dingin” untuk investasi. Uang dingin merujuk pada dana yang benar-benar tidak digunakan untuk kebutuhan harian maupun tabungan darurat. Ini penting agar investasi tidak justru menjadi sumber stres ketika terjadi kebutuhan mendesak.
Andrew memperingatkan bahwa menggunakan uang operasional harian atau dana taktis untuk investasi bisa berdampak buruk. Saat nilai aset investasi anjlok atau saat dibutuhkan dana cepat, orang yang tidak menggunakan uang dingin akan cenderung panik dan menjual aset dalam posisi rugi.
Menurutnya, kesalahan umum para investor pemula adalah mencampuradukkan uang kebutuhan dengan uang investasi, padahal keduanya harus benar-benar terpisah. Investasi yang sehat hanya bisa dilakukan jika dana tersebut memang tidak akan digunakan dalam waktu dekat.
3. Hindari Tren Sesaat, Pilih Instrumen Aman
Meskipun Andrew dikenal sebagai pelaku di industri emas, ia justru tidak serta-merta menyarankan publik untuk langsung membeli logam mulia. Sebaliknya, ia mendorong masyarakat untuk membangun pemahaman terlebih dahulu sebelum memilih instrumen investasi tertentu.
“Kalau belum punya dana cadangan, belum siap mental rugi, jangan main di investasi spekulatif. Mulailah dari yang Anda ngerti, dan yang risikonya bisa kamu tanggung,” ujar Andrew.
Pesan ini menjadi penting di tengah maraknya tren investasi seperti saham teknologi, cryptocurrency, atau NFT yang sempat naik daun dan menggiurkan. Namun, di balik potensi keuntungan besar, terdapat risiko yang tidak kecil pula. Oleh karena itu, Andrew menekankan pentingnya literasi keuangan agar masyarakat dapat mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan, bukan sekadar ikut-ikutan.
Investasi Bukan Tentang Cepat Kaya, Tapi Stabil
Video tersebut secara tidak langsung menyampaikan pesan mendalam bahwa investasi bukanlah pelarian dari kesempitan finansial, melainkan sebuah langkah lanjutan setelah kondisi keuangan sehat tercapai. Andrew menyampaikan bahwa kesehatan finansial bukan hanya diukur dari seberapa besar pendapatan, tapi juga dari seberapa baik kita mengelola risiko dan menentukan prioritas.
Di tengah gempuran promosi investasi sejak usia muda dan ajakan meraih kebebasan finansial secepat mungkin, pendekatan Andrew mengingatkan bahwa langkah awal menuju kestabilan keuangan justru dimulai dari ketenangan pikiran. Ia menyiratkan bahwa investasi yang sukses tidak datang dari keberuntungan semata, melainkan dari kesiapan menyeluruh secara mental dan finansial.
Investasi Itu Proses, Bukan Pelarian
Bagi banyak pekerja muda dengan penghasilan terbatas dan cicilan yang tinggi, strategi dari Andrew Susanto dapat menjadi panduan praktis. Bukannya menunda impian untuk berinvestasi, tapi justru menata landasan finansial agar investasi yang dilakukan nanti benar-benar menguntungkan, baik secara materiil maupun emosional.
Dalam kondisi keuangan yang belum stabil, memaksakan diri untuk berinvestasi hanya akan memperbesar risiko kerugian dan tekanan mental. Maka, sebelum berinvestasi, pastikan tiga syarat di atas sudah benar-benar terpenuhi: penghasilan tetap, dana dingin, dan pemahaman yang matang terhadap risiko.
Karena pada akhirnya, investasi terbaik bukan sekadar soal cuan, tapi soal menjaga kewarasan dan ketenangan dalam menjalani kehidupan finansial yang berkelanjutan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Freeport Indonesia dan Stania Perkuat Hilirisasi Perak Timbal Nasional
- Jumat, 11 Juli 2025