Ganti Minyak Goreng Setiap Masak Demi Cegah Penyakit

Ganti Minyak Goreng Setiap Masak Demi Cegah Penyakit
Ganti Minyak Goreng Setiap Masak Demi Cegah Penyakit

JAKARTA - Kebiasaan menggoreng makanan menggunakan minyak yang sama berulang kali masih banyak ditemukan di dapur rumah tangga. Alasan kepraktisan dan penghematan seringkali jadi dasar, namun dampaknya terhadap kesehatan justru jauh lebih besar dari yang dibayangkan. Banyak yang belum menyadari bahwa menggunakan minyak bekas secara terus-menerus bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit serius.

Penggunaan minyak goreng yang dipakai berkali-kali ternyata menyebabkan terjadinya reaksi kimia berbahaya dalam tubuh. Sejumlah ahli dan hasil penelitian mengungkap bahwa pemanasan minyak yang berulang dapat menurunkan kualitas zat gizi di dalamnya dan bahkan memicu pembentukan senyawa berbahaya.

Jennifer Pallian, B.Sc., RD, seorang penulis sains pangan sekaligus praktisi berpengalaman di dapur uji selama lebih dari 15 tahun, menjelaskan bahwa pemakaian minyak secara berulang berdampak besar terhadap kesehatan. Ia menekankan bahwa semakin sering minyak dipanaskan, semakin besar pula risiko gangguan kesehatan yang muncul.

Baca Juga

Baterai EV Terbesar, Hilirisasi Nikel Dorong Ekonomi Nasional

“Memanaskan minyak berulang kali (terutama lebih dari empat atau lima kali) akan menguras asam lemak tak jenuh ganda, vitamin, dan antioksidan sekaligus meningkatkan pembentukan senyawa berbahaya yang dapat menyebabkan masalah kesehatan,” ujar Jennifer.

Senyawa-senyawa yang terbentuk akibat pemanasan berulang itu diketahui berpotensi menyebabkan peradangan dalam tubuh, kerusakan jaringan organ, dan bahkan memicu sel kanker. Hilangnya kandungan gizi dalam minyak menjadi awal dari masalah kesehatan tersebut.

Tak hanya itu, sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Biological Chemistry dan dikutip dari Medical News Today memperkuat temuan ini. Studi tersebut menguji dampak minyak goreng bekas terhadap lima kelompok tikus betina, yang masing-masing diberi pola makan berbeda selama 30 hari. Diet yang diterapkan meliputi makanan biasa, minyak wijen segar, minyak bunga matahari segar, minyak wijen yang dipanaskan ulang, serta minyak bunga matahari yang dipanaskan ulang.

Hasil yang diperoleh cukup mencengangkan. Tikus-tikus yang mengonsumsi minyak goreng yang telah dipanaskan ulang menunjukkan gejala kerusakan organ cukup serius. Terjadi peningkatan stres oksidatif dan peradangan pada jaringan hati mereka. Tak hanya itu, ditemukan juga kerusakan pada struktur usus besar.

Peneliti menyimpulkan bahwa pemanasan ulang pada minyak goreng dapat mengganggu jalur komunikasi antara hati, usus, dan otak. Gangguan tersebut bahkan bisa meningkatkan risiko neurodegenerasi, yakni kerusakan pada sel-sel saraf yang dapat menurunkan fungsi otak secara perlahan.

Selain itu, gangguan metabolisme juga menjadi konsekuensi yang mungkin timbul akibat konsumsi minyak goreng bekas. Senyawa berbahaya yang terbentuk selama proses penggorengan berulang bisa memengaruhi kesehatan jantung, sistem pencernaan, dan keseimbangan fungsi tubuh secara keseluruhan.

Ilustrasi minyak goreng yang berubah warna menjadi lebih gelap, serta munculnya bau tidak sedap saat dipanaskan, adalah tanda-tanda kerusakan struktur kimia pada minyak tersebut. Pemanasan dalam suhu tinggi membuat senyawa dalam minyak menjadi tidak stabil. Di sinilah risiko kesehatan mulai mengintai.

Alyssa Simpson, seorang ahli gizi yang turut memberikan tanggapan terkait fenomena ini, menjelaskan bahwa pemanasan berulang mengubah komposisi asam lemak dalam minyak. Hal ini menimbulkan peningkatan zat oksidasi berbahaya dalam tubuh.

“Pemanasan berulang menyebabkan minyak mengalami kerusakan, mengubah komposisi asam lemak, dan meningkatkan kadar produk oksidasi lemak seperti reactive oxygen species (ROS),” ujar Alyssa.

Senada dengan itu, Jennifer juga memberikan panduan praktis untuk menghindari bahaya dari minyak bekas pakai. Ia menyarankan agar minyak diganti setiap kali memasak, terutama jika makanan yang digoreng sebelumnya berlemak tinggi atau menghasilkan banyak kerak.

Tidak hanya itu, mengontrol suhu saat memasak juga menjadi langkah penting. Menurut Jennifer, suhu ideal untuk menggoreng berkisar antara 175 hingga 190 derajat Celsius. Ia menekankan agar minyak tidak dibiarkan terlalu panas hingga mencapai titik asap.

“Asap dari minyak yang terlalu panas dapat mengandung partikel beracun, yang dapat menimbulkan risiko pernapasan,” ungkapnya.

Asap dari minyak goreng yang dipanaskan melebihi titik asapnya akan mengandung zat-zat beracun yang jika dihirup dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan iritasi paru, bahkan gangguan saluran napas.

Guna menjaga kualitas makanan dan kesehatan jangka panjang, langkah paling bijak adalah mengganti minyak goreng secara teratur, menghindari suhu penggorengan yang terlalu tinggi, dan tidak mengandalkan satu jenis minyak untuk digunakan berulang kali.

Kebiasaan memasak memang sering terbentuk dari pengalaman dan budaya sehari-hari. Namun, ketika sudah menyangkut risiko terhadap tubuh, penting bagi siapa saja untuk mempertimbangkan ulang pilihan-pilihan yang tampak praktis namun membahayakan.

Dengan menghindari penggunaan minyak bekas dan lebih bijak dalam memasak, kita bisa melindungi organ vital, menjaga fungsi otak, dan mengurangi risiko berbagai penyakit kronis seperti jantung, kanker, hingga gangguan sistem saraf.

Jadi, jika Anda masih menyimpan minyak bekas pakai di dapur, pertimbangkan untuk menggantinya dengan yang baru. Demi kesehatan tubuh dan kualitas hidup yang lebih baik, lebih baik mencegah daripada menyesal di kemudian hari.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Cek Biaya Pasang Listrik Baru PLN Mobile, Praktis Cepat Mudah

Cek Biaya Pasang Listrik Baru PLN Mobile, Praktis Cepat Mudah

Harga Gas Elpiji Turun, Masyarakat Singkil Lega dan Harap Stabil

Harga Gas Elpiji Turun, Masyarakat Singkil Lega dan Harap Stabil

Pertamina Optimalkan Distribusi BBM Enggano Lewat Pelabuhan Baai

Pertamina Optimalkan Distribusi BBM Enggano Lewat Pelabuhan Baai

Energi Surya Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi

Energi Surya Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi

Artis Zhang Jingyi Muda, Berbakat, dan Menginspirasi Banyak Orang

Artis Zhang Jingyi Muda, Berbakat, dan Menginspirasi Banyak Orang