Danantara Pimpin Negosiasi Investasi Rp34 Triliun di Hilirisasi Mineral dan Kapal Energi Terbarukan
- Sabtu, 21 Juni 2025

JAKARTA – CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan P. Roeslani, memimpin negosiasi penting investasi senilai Rp34 triliun dari investor Eropa untuk sektor hilirisasi mineral dan kapal energi terbarukan di Indonesia. Negosiasi ini berlangsung saat pendampingan Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan bilateral di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025.
Minat Investasi Besar dari Investor Eropa
Menurut Rosan, para investor Eropa berminat menanamkan dana hingga 2 miliar euro (sekitar Rp34 triliun) yang akan difokuskan pada pengembangan bauksit, alumina, aluminium, serta industri kapal berbasis energi bersih.
Baca JugaBantuan Perlengkapan Sekolah untuk Anak Ojek, Pertamina Berdayakan Produk Lokal
“Saya menjumpai berbagai potensi investasi, antara lain di sektor bauksit, alumina, aluminium, serta kegiatan hilirisasi. Mereka berencana mengirim tim pada hari Selasa. Nilai investasinya diperkirakan antara US$1,1 miliar hingga US$1,4 miliar. Selain itu, saya juga menjalin pertemuan dengan sebuah perusahaan di bidang sistem galangan kapal (shipyard),” jelas Rosan.
Para investor ini berencana mengirim tim teknis ke Indonesia untuk menindaklanjuti rencana kerja sama dan melihat peluang jangka panjang di sektor hilirisasi dan maritim nasional yang tengah berkembang.
Proyek Kapal Energi Terbarukan dan Kemitraan Strategis
Salah satu inisiatif utama yang mendapat sorotan adalah pengembangan kapal dengan teknologi energi listrik dan tenaga surya. Perusahaan asing yang diajak bekerjasama telah menguasai teknologi canggih, termasuk produksi kapal pemecah es ramah lingkungan.
Rosan menegaskan, “Tidak ada yang masuk sendiri. Mereka akan menjalin kerja sama dengan PAL, Kojabahari, dan sejumlah pihak lainnya. Ini merupakan kesempatan untuk memperkuat kinerja BUMN kita sekaligus mendorong terjadinya alih teknologi.”
Kerja sama ini tidak hanya berbentuk investasi modal, tapi juga bertujuan mentransfer teknologi mutakhir ke industri dalam negeri sehingga mampu meningkatkan daya saing nasional di pasar global.
Tahap Negosiasi dan Optimisme Penyelesaian
Meski saat ini masih dalam tahap kesepakatan awal, Rosan optimis proses finalisasi rincian teknis akan selesai dalam waktu dekat.
“Tadi baru kesepakatan awal, soal jumlah dan bidang. Namun, rincian kerja samanya masih akan kami matangkan, dan saya optimistis prosesnya akan rampung paling lambat dalam waktu satu bulan,” ungkapnya.
Mengenai alasan penggunaan mata uang euro dalam struktur investasi, Rosan menjelaskan bahwa hal ini merupakan kesepakatan yang paling sesuai untuk mekanisme pembiayaan.
“Ya itu adalah yang kita sepakati. Dari sisi mereka, investasi ini dinilai lebih sesuai jika menggunakan mata uang euro,” tutup Rosan.
Dampak Investasi Terhadap Industri Nasional dan Transisi Energi
Langkah investasi ini menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat hilirisasi mineral dan memperluas pengembangan industri hijau yang sejalan dengan kebijakan transisi energi nasional.
Nilai investasi besar ini juga menjadi indikator kepercayaan internasional terhadap potensi ekonomi Indonesia yang semakin meningkat.
Kolaborasi ini membuka peluang bagi BUMN untuk bangkit, bertransformasi, serta menjadi lebih kompetitif dengan dukungan teknologi dan praktik industri berstandar global.
Dengan pengembangan proyek ini, Indonesia diharapkan semakin maju dalam industri hilirisasi mineral dan kapal energi terbarukan, memberikan manfaat jangka panjang untuk perekonomian nasional dan keberlanjutan lingkungan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Liverpool Bidik Mateta sebagai Solusi Realistis untuk Mengisi Posisi Striker
- Selasa, 15 Juli 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Panduan Kunci Obrolan Grup WhatsApp Pakai Chat Lock
- 15 Juli 2025
2.
Langkah Mudah Cek Battery Health Xiaomi Sendiri
- 15 Juli 2025
3.
Oppo Find N5: HP Lipat Tipis Performa Flagship
- 15 Juli 2025