Dominasi Sektor Pertambangan: PDRB Bojonegoro Tergantung pada Minyak dan Gas
- Sabtu, 08 Maret 2025

JAKARTA - Dalam perbincangan terbaru mengenai pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro, fakta menarik terkuak bahwa perekonomian daerah ini masih sangat bergantung pada sektor minyak dan gas (migas). Sebagai salah satu penyumbang terbesar, distribusi produk domestik regional bruto (PDRB) Bojonegoro didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian yang menyumbang 47,54 persen dari total PDRB. Situasi ini menyoroti pentingnya diversifikasi ekonomi daerah agar tidak sepenuhnya terpaku pada sektor migas.
Ketergantungan pada Sektor Pertambangan
Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro pada 3 Maret lalu mengungkapkan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan meningkat 1,67 persen, dominasi sektor migas sangat terlihat dari kontribusi PDRB. "Besarnya andil pada kategori ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Bojonegoro secara menyeluruh," ungkap Kepala BPS Bojonegoro, Kiki Ferdiana.
Menurut laporan BPS, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro mencapai angka PDRB atas dasar harga berlaku (adhb) sebesar Rp 101.794,09 triliun untuk tahun 2024, naik dari Rp 97.971,82 triliun pada 2023. Namun demikian, kontraksi juga terjadi dalam kategori pertambangan dan penggalian yang mencatatkan penurunan sebesar -2,01 persen.
Inisiatif Diversifikasi Ekonomi
Dalam konteks inisiatif diversifikasi ekonomi, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menekankan pentingnya mempersiapkan sektor-sektor ekonomi lain di luar migas. Arahan ini sejalan dengan instruksi dari pemerintah pusat yang mendorong peningkatan ekonomi kreatif di berbagai daerah. "Ada semacam direction dari pemerintah pusat supaya menyiapkan sektor lain, yakni ekonomi kreatif," jelas Khofifah saat menghadiri serah terima jabatan di Bojonegoro.
Pertumbuhan Ekonomi Nonmigas
Di tengah dominasi sektor pertambangan, perekonomian nonmigas Bojonegoro juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan angka pertumbuhan sebesar 5,15 persen. Nilai PDRB nonmigas atas dasar harga berlaku pada tahun 2024 mencapai Rp 53.848,72 triliun, meningkat dari Rp 49.943,08 triliun pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini menandakan bahwa sektor nonmigas berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut agar mengurangi ketergantungan ekonomi pada sektor migas.
Tantangan dan Peluang
Tantangan utama yang dihadapi Bojonegoro adalah bagaimana mengurangi dominasi sektor migas tanpa mengorbankan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Diversifikasi ekonomi tidak hanya penting untuk menjaga kestabilan ekonomi jangka panjang tetapi juga memberikan peluang baru bagi masyarakat lokal. Pengembangan sektor kreatif dan peningkatan investasi dalam sektor lainnya seperti pertanian, pariwisata, dan manufaktur dapat menjadi solusi konkret.
Dalam upaya diversifikasi, dukungan dari berbagai stakeholder, termasuk pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat, sangat diperlukan. Kebijakan yang tepat dan program pelatihan keterampilan juga menjadi aspek penting dalam mempersiapkan tenaga kerja yang siap beradaptasi dengan perubahan sektor pekerjaan.

David
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Update Jadwal KAI Prameks Minggu Ini: Jogja Kutoarjo PP
- 25 Agustus 2025
3.
PLN Tetapkan Tarif Token Listrik 25 Sampai 31 Agustus 2025
- 25 Agustus 2025
4.
Status BPJS Aktif atau Tidak? Begini Cara Praktis 2025
- 25 Agustus 2025
5.
Danantara Siap Kawal Harga Gula Petani Agar Tetap Stabil
- 25 Agustus 2025