Bangkitkan Desa Wisata Keji Pasca Pandemi: Pelatihan Public Speaking Tour Guide oleh Tim Giat 11 UNNES
- Kamis, 06 Maret 2025

JAKARTA - Dalam upaya menggairahkan kembali sektor pariwisata yang sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, Tim Giat 11 dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) meluncurkan inisiatif penting bagi Desa Wisata Keji. Tim ini menyelenggarakan pelatihan public speaking yang khusus ditujukan bagi para anggota karang taruna desa. Pelatihan ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan kepercayaan diri mereka sebagai pemandu wisata, profesi yang diyakini dapat berkontribusi besar dalam memulihkan ekonomi desa tersebut.
Desa Keji, yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat, dulunya dikenal sebagai destinasi wisata dengan potensi menarik, seperti budaya kuda lumping, keindahan sumber mata air Tirta Wening Sendangan Kemloso, wisata sawahan yang menyejukkan mata, serta aneka ragam makanan khas yang menggugah selera. Namun, pandemi membawa dampak signifikan terhadap potensi ini. Banyak wisatawan lokal dan antar daerah yang dulu sering berkunjung, terpaksa menunda bahkan membatalkan rencana wisata mereka, yang berakibat pada penurunan pendapatan ekonomi bagi masyarakat desa.
Melihat tantangan yang dihadapi Desa Keji, Tim Giat 11 UNNES meluncurkan program bertema "Back to Shine". Program ini bertujuan untuk mengembalikan kejayaan pariwisata desa dengan cara membekali generasi mudanya, karang taruna, dengan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemandu wisata yang kompeten. "Kami ingin memastikan bahwa para pemandu wisata tidak hanya piawai dalam berbicara, tapi juga dapat memberikan informasi yang menarik dan edukatif kepada para wisatawan," kata anggota Tim Giat 11 UNNES.
Pelatihan ini menghadirkan ahli public speaking sebagai fasilitator, yang menyampaikan materi dengan pendekatan yang interaktif dan mendalam. Sesi pelatihan dimulai dengan pemaparan dasar-dasar public speaking, dilanjutkan dengan tips ampuh untuk menjadi tour guide yang menarik dan menyenangkan. Fasilitator menekankan pentingnya peran pemandu wisata dalam memberikan pengalaman berkesan bagi pengunjung, tidak hanya tentang tempat tetapi juga sejarah, budaya, dan nilai lokal yang unik.
Wahyudin, fasilitator pelatihan, menyampaikan bahwa kunci sukses public speaking adalah memahami audiens dan mampu beradaptasi dengan situasi. "Menjadi pemandu wisata bukan hanya soal bercerita, tetapi juga tentang membangun hubungan dengan wisatawan. Hal ini penting agar mereka merasa dekat dan mendapatkan kesan mendalam dari kunjungannya," ujar Wahyudin.
Para peserta yang sebagian besar merupakan pemuda karang taruna merespons positif inisiatif ini. Mereka berpendapat bahwa keterampilan yang diperoleh dari pelatihan tersebut tidak hanya bermanfaat dalam lingkup pariwisata tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. "Ini adalah pengalaman baru yang sangat menarik dan bermanfaat. Saya lebih percaya diri dan siap jika harus berbicara di depan publik," ungkap seorang peserta pelatihan.
Selain materi teknis, pelatihan ini juga menyertakan sesi khusus yang difokuskan pada pengembangan kepercayaan diri. Fasilitator memberikan kiat-kiat praktis cara mengatasi rasa gugup dan bagaimana tetap tenang ketika menghadapi tantangan tak terduga saat berbicara di depan publik.
Sesi pelatihan public speaking ini diakhiri dengan praktik langsung di mana peserta mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemandu wisata dalam simulasi tour di Desa Wisata Keji. Dalam simulasi ini, peserta dituntut untuk mempraktikkan metode role play, seolah-olah mereka memandu wisatawan melintasi berbagai objek wisata di desa mereka. Ini bertujuan untuk memberi mereka rasa percaya diri dan gambaran nyata tentang apa yang diharapkan dari seorang pemandu wisata.
Pasca kegiatan pelatihan ini, harapan besar tertuja kepada Desa Wisata Keji agar bisa segera bangkit dan menjadi magnet wisatawan seperti dulu. Dengan pemandu wisata yang terlatih, Desa Keji diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih kaya dan menyeluruh kepada para wisatawan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan lokal dan menggerakkan roda ekonomi masyarakat setempat.
Menurut Kepala Desa Keji, pelatihan ini merupakan awal yang baik untuk memulai kembali geliat pariwisata di desa. "Kami merasa bersyukur dan optimis bahwa dengan program seperti ini, sektor pariwisata desa dapat bangkit dan lebih berkembang. Kami berharap sinergi antara pihak desa dan institusi pendidikan seperti UNNES ini bisa terus berlanjut untuk program-program yang lebih inovatif lagi di masa mendatang," tuturnya.
Dalam jangka panjang, upaya ini tidak hanya untuk membangkitkan kembali ekonomi desa tetapi juga untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas, siap untuk menghadapi persaingan dan tantangan di era globalisasi. Dengan demikian, Desa Keji tidak hanya diharapkan kembali bersinar sebagai destinasi wisata tetapi juga menjadi contoh sukses transformasi ekonomi berbasis masyarakat lokal.

David
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Cara Batasi Chat di WhatsApp Tanpa Blokir
- 16 Juli 2025
2.
Interior BYD Sealion 7, Elegan dan Simpel
- 16 Juli 2025
3.
4.
5.
Shio Hari Ini: Peluang dan Tantangan
- 16 Juli 2025