OJK Pastikan Daya Beli Warga RI Tak Berdampak pada Kinerja Kredit Bank

OJK Pastikan Daya Beli Warga RI Tak Berdampak pada Kinerja Kredit Bank
OJK Pastikan Daya Beli Warga RI Tak Berdampak pada Kinerja Kredit Bank

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa meskipun daya beli masyarakat Indonesia mengalami pelemahan, hal ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di sektor perbankan. Justru kinerja penyaluran kredit dari perbankan, khususnya kredit konsumtif, masih menunjukkan hasil yang positif dan tetap solid di awal tahun ini.

Dalam Rapat Dewan Komisioner OJK, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyoroti kinerja intermediasi perbankan yang sangat baik. Ia menjelaskan bahwa secara keseluruhan kredit perbankan mengalami pertumbuhan sebesar 10,27% pada Februari 2025. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor keuangan tetap stabil dan kuat meski di tengah tantangan ekonomi yang ada.

"Dari sektor kredit konsumtif, terlihat adanya pertumbuhan signifikan. Pada Januari 2025, sektor ini tumbuh 10,37%. Selain itu, kualitas kredit tetap terjaga yang dicerminkan dari rasio NPL gross yang berada pada angka 2,02%," ujar Dian Ediana Rae kepada wartawan.

Penurunan Loan at Risk Mengindikasikan Stabilitas

Selain itu, OJK mencatat tren penurunan loan at risk (LAR) yang mencapai 8,45% pada Februari 2025. Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan posisi 8,99% di bulan Januari 2025. Penurunan LAR menunjukkan bahwa risiko pinjaman yang tidak tertagih telah mengalami penurunan, menandakan bahwa manajemen risiko di sektor perbankan telah berhasil memperkuat stabilitas.

Dian menyebutkan salah satu indikasi positif dari kinerja perbankan adalah pertumbuhan kredit konsumsi, termasuk skema 'buy now, pay later' (BNPL). "Sebagai contoh, proporsi kredit BNPL perbankan naik 0,29%, yang menunjukkan peningkatan minat dan kepercayaan konsumen terhadap metode pembayaran ini," ujar Dian.

Pada Januari 2025, baki debit BNPL mencatat pertumbuhan tahunan yang mengesankan sebesar 46,45%, mencapai Rp 22,73 triliun dengan total 24,44 juta rekening. Angka ini menunjukkan tren positif dan peningkatan signifikan dalam jumlah nominal dan jumlah debitur, menjadi indikasi bahwa konsumen masih secara aktif menggunakan layanan ini, meskipun daya beli dalam situasi yang menantang.

Prinsip Kehati-hatian di Perbankan

OJK terus mendorong bank untuk tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. Dian menekankan pentingnya evaluasi kelayakan calon debitur sebelum keputusan pemberian kredit diambil. "Bank harus selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian, mengingat mereka berperan sebagai lembaga intermediasi. Mengingat bahwa uang yang ada di bank adalah milik masyarakat, bank tidak boleh sembarangan dalam menyalurkan kredit konsumtif tanpa analisis kelayakan yang tepat," tegas Dian.

Merupakan kewajiban setiap bank untuk menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat dengan memastikan penggunaan dana yang bertanggung jawab dan disiplin. Sehingga, peningkatan jumlah debitur seharusnya tidak menjadi alasan bagi bank untuk mengabaikan analisis risiko secara menyeluruh dan mendalam. Setiap keputusan penyaluran kredit harus memperhatikan seluruh aspek risiko dan kelayakan calon debitur guna menjaga stabilitas keuangan bank dan perlindungan terhadap dana masyarakat.

Mempertahankan Stabilitas di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Di tengah berbagai tantangan dan ketidakpastian ekonomi, peran OJK menjadi sangat penting dalam mengawal dan memastikan stabilitas sektor keuangan nasional. Dengan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor perbankan, OJK optimis bahwa kinerja baik ini akan terus meningkat seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi.

Berdasarkan data yang ada, perbankan nasional terus menunjukkan kapasitas dan kapabilitas dalam bertahan dan beradaptasi di tengah kondisi sulit. Dian menambahkan, "Kami percaya bahwa dengan dukungan penuh dari OJK dan komitmen kuat dari industri perbankan, sektor ini akan semakin kokoh dalam menghadapi tantangan di masa depan, dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional."

Dengan adanya peningkatan serta manajemen yang baik di sektor kredit, diharapkan perbankan nasional dapat terus memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan mendorong daya beli masyarakat dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sinergi antara pihak regulator dan bank sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan kredit dan menjaga kualitas aset yang dimiliki.

David

David

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Minyak Terkendali Menjelang Pertemuan Pemimpin AS dan Rusia

Harga Minyak Terkendali Menjelang Pertemuan Pemimpin AS dan Rusia

Harga BBM Pertamina Agustus 2025: Update Terbaru Seluruh Wilayah

Harga BBM Pertamina Agustus 2025: Update Terbaru Seluruh Wilayah

Update Harga Gas LPG 3 kg dan Bright Gas Agustus 2025

Update Harga Gas LPG 3 kg dan Bright Gas Agustus 2025

Listrik Padam Sementara di Beberapa Wilayah DIY Sabtu Ini

Listrik Padam Sementara di Beberapa Wilayah DIY Sabtu Ini

Rumah Murah Mulai Rp 130 Juta di Harjamukti, Cirebon

Rumah Murah Mulai Rp 130 Juta di Harjamukti, Cirebon