Transformasi Strategis Waskita Karya: Menuju Bisnis yang Berkelanjutan dan Andal
- Kamis, 20 Februari 2025

JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk terus melakukan berbagai langkah transformasi strategis untuk mewujudkan bisnis yang berkelanjutan dan andal di industri konstruksi tanah air. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Perseroan mengarahkan fokus pada perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB) dan berbagai inisiatif penting lainnya. Chief Transformation Officer Waskita, Ermy, mengungkapkan bahwa Perseroan kini gencar mengadakan Komite Manajemen Risiko. "Kami menilai risiko dan kelayakan proyek secara menyeluruh sebelum memutuskan untuk terlibat dalam tender," tegas Ermy.
Strategi ini bertujuan untuk mengoptimalkan setiap proyek yang dikerjakan sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik dan risiko yang dapat dikendalikan. Selain itu, Waskita juga meningkatkan kompetensi pegawai melalui pelatihan dan sertifikasi. Langkah ini penting untuk menjawab tantangan pasar yang terus berkembang. Pelatihan berkelanjutan memastikan pegawai siap menghadapi dinamika industri dengan lebih kompetitif.
Metode lean construction juga diadopsi oleh Perseroan untuk memaksimalkan efisiensi dan kualitas proses konstruksi. Melalui optimalisasi penyerapan stok dan program Value Stream Booster (VSB), Waskita melakukan deteksi dini terhadap potensi deviasi biaya. "Dengan kebijakan ini, kami dapat mengidentifikasi dan mengatasi variabilitas biaya konstruksi dengan lebih cepat," jelas Ermy.
Selain strategi operasional, Waskita menguatkan Governance, Risk, & Compliance (GRC) sebagai faktor kunci dalam pendirian bisnis yang kokoh. Perseroan telah memenuhi Roadmap Perbaikan Manajemen Risiko dengan melakukan assessment Risk Maturity Index (RMI). "Kami memastikan fungsi legal berjalan optimal dan sejalan dengan seluruh kebijakan perusahaan," jelas Ermy lebih lanjut.
Waskita pun melakukan transformasi digital pada berbagai bidang. Dalam operasional, Perseroan mengintegrasikan Core System ERP SAP S/4 HANA dengan Building Information Modelling (BIM) dan Last Planner System (LPS), menjadikannya perusahaan konstruksi pertama yang menggabungkan ketiga sistem tersebut. Tak hanya itu, Perseroan juga meluncurkan inovasi digital dengan penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam sistem Waskita Intelligent Sensing System (WISENS).
Contoh penerapan teknologi AI adalah AI Pavement Crack Detection yang mendeteksi kerusakan jalan dengan efektif, mendukung inspeksi dan pengawasan aset jalan tol. "Melalui AI ini, penghitungan jenis dan jumlah kerusakan menjadi lebih efisien, mempercepat waktu inspeksi hingga 40 persen lebih cepat," terang Ermy.
Selain efisiensi operasional, Waskita juga memanfaatkan AI untuk keselamatan kerja. Teknologi AI APD Inspection memastikan pekerja mematuhi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), mengupayakan target zero fatality atau nihil kecelakaan kerja.
Dalam aspek Tata Kelola Teknologi Informasi (TI), Waskita telah mengembangkan sejumlah sistem informasi baru termasuk Dashboard Management Terintegrasi, melakukan perbaikan pada sistem keuangan Perseroan untuk mendukung Internal Control Over Financial Reporting (IcoFR). Keamanan siber juga menjadi perhatian, dengan kerjasama bersama Badan Sandi dan Siber Nasional (BSSN) untuk mitigasi risiko cyber security.
Transformasi ini, sebagaimana diungkapkan oleh Ermy, bertujuan untuk mencapai "operational excellence secara berkesinambungan. Kami selalu berupaya menyelesaikan proyek dengan mutu terbaik, sesuai waktu, dan biaya yang efisien," katanya.
Selain itu, Waskita juga memprioritaskan penyehatan keuangan melalui restrukturisasi. Perseroan berhasil mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan terkait penyempurnaan Master Restructuring Agreement (MRA) 2021 dengan outstanding mencapai Rp31,5 triliun. "Restrukturisasi ini efektif, sehingga operasional Waskita bisa berjalan optimal," tambah Ermy.
Hasil dari usaha ini sudah mulai terlihat dalam laporan keuangan kuartal III 2024 di mana Waskita mencatat kenaikan laba bruto sebesar 33,18 persen (yoy) menjadi Rp1,03 triliun, dari sebelumnya Rp773,93 miliar. Gross Profit Margin (GPM) juga naik menjadi 15,19 persen dari 9,90 persen tahun sebelumnya. EBITDA meningkat drastis hingga 141 persen dari Rp252 miliar menjadi Rp609 miliar pada September 2024.
Langkah-langkah nyata dan strategis yang dijalankan oleh Waskita mencerminkan komitmen mereka dalam menghadapi tantangan serta mewujudkan tujuan menjadi perusahaan konstruksi yang tangguh dan berkelanjutan. Dengan pendekatan yang menyeluruh dan didukung oleh inovasi serta pembenahan struktural, Waskita optimis dapat terus berkontribusi bagi pembangunan infrastruktur Indonesia sekaligus memastikan keberlanjutan usahanya di masa depan.

David
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Regulasi Batu Bara Baru Jadi Peluang AADI
- 06 Agustus 2025
2.
Sinergi BUMN Wujudkan Pembangunan Panas Bumi
- 06 Agustus 2025
3.
Muatmuat Dorong Efisiensi Logistik Nasional Lewat Digitalisasi
- 06 Agustus 2025
4.
Bantul Tawarkan Rumah Murah Nyaman Harga Bersahabat
- 06 Agustus 2025
5.
Token Listrik 100 Ribu Cukup Berapa Hari?
- 06 Agustus 2025