
JAKARTA - Pergerakan harga minyak mentah dunia pada Jumat, 1 Agustus 2025, menunjukkan kecenderungan stabil meskipun sebelumnya mengalami penurunan lebih dari satu persen. Keadaan ini mencerminkan sikap hati-hati para investor dan pelaku pasar dalam merespons berbagai dinamika global, termasuk kebijakan tarif baru Amerika Serikat yang mulai diberlakukan secara resmi.
Pada perdagangan siang pukul 12.01 GMT, harga minyak mentah jenis Brent tercatat naik tipis sebesar 4 sen atau sekitar 0,06 persen ke posisi USD 71,74 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) dari Amerika Serikat turut menguat 1 sen atau 0,01 persen menjadi USD 69,27 per barel. Pergerakan ini menandai konsolidasi pasar setelah fluktuasi yang terjadi pada sesi sebelumnya.
Secara mingguan, tren harga masih menunjukkan arah positif. Brent diperkirakan naik 4,9 persen, sedangkan WTI berpotensi tumbuh 6,4 persen. Kenaikan mingguan ini menjadi sinyal bahwa meskipun tekanan jangka pendek tetap ada, ekspektasi pasar terhadap potensi jangka menengah dan panjang masih cukup kuat.
Baca Juga
Salah satu faktor penting yang memengaruhi arah harga minyak global adalah kebijakan baru pemerintah Amerika Serikat yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump. Awal pekan ini, ia mengungkapkan rencana untuk mengenakan tarif terhadap negara-negara yang masih melakukan pembelian minyak mentah dari Rusia. Target utama kebijakan ini adalah dua negara konsumen energi terbesar setelah Amerika Serikat, yakni China dan India.
Ancaman tarif sekunder tersebut diyakini sebagai strategi tekanan terhadap Rusia agar menghentikan konflik militer yang masih berlangsung. Namun, kebijakan ini memiliki dampak luas terhadap pola perdagangan energi global. Jika benar-benar diterapkan, maka sanksi terhadap pembeli minyak Rusia dapat menyebabkan penurunan pasokan hingga 2,75 juta barel per hari dari ekspor minyak Rusia melalui laut.
Kondisi ini menjadi perhatian utama pelaku pasar energi. Di satu sisi, penerapan tarif ini dapat mengurangi pasokan di pasar global, yang secara otomatis akan mendorong harga minyak naik. Namun di sisi lain, para investor juga khawatir bahwa ketegangan perdagangan dan tarif tambahan terhadap mitra dagang AS dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global, dan pada akhirnya menekan permintaan bahan bakar.
Pemerintah Amerika Serikat secara resmi menerapkan tarif impor baru pada 1 Agustus 2025. Melalui perintah eksekutif yang ditandatangani Presiden Trump sehari sebelumnya, AS memberlakukan tarif antara 10 hingga 41 persen terhadap barang-barang dari puluhan negara. Negara-negara yang dikenai tarif ini termasuk Kanada, India, dan Taiwan. Mereka dianggap gagal mencapai kesepakatan perdagangan hingga batas waktu yang ditetapkan.
Kebijakan ini telah menimbulkan berbagai reaksi di pasar. Beberapa analis memperingatkan bahwa peningkatan harga barang impor dapat membebani daya beli konsumen dan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Jika konsumsi menurun, maka permintaan terhadap energi, termasuk minyak, juga akan terdampak.
Indikasi awal dari dampak kebijakan tarif ini sudah mulai terlihat. Pada bulan Juni lalu, inflasi di Amerika Serikat menunjukkan peningkatan, sebagian disebabkan oleh kenaikan harga barang-barang impor seperti peralatan rumah tangga dan produk hiburan. Tekanan harga ini memperkuat pandangan bahwa inflasi akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan, yang bisa berdampak pada kebijakan suku bunga bank sentral AS.
Banyak pihak memperkirakan bahwa rencana pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve mungkin akan ditunda setidaknya hingga bulan Oktober. Kenaikan harga barang yang dipicu oleh tarif impor dipandang sebagai faktor yang mengurangi urgensi pelonggaran kebijakan moneter.
Namun demikian, ancaman terhadap pasokan energi global tetap menjadi faktor penyeimbang. Jika ekspor minyak Rusia benar-benar terganggu karena sanksi sekunder dari Amerika Serikat, maka pasar global akan kehilangan salah satu sumber utama pasokan. Hal ini dapat memperkuat harga dan menjaga pasar tetap berada dalam keseimbangan antara pasokan dan permintaan.
China dan India sebagai dua negara konsumen minyak terbesar kedua dan ketiga di dunia, tentu akan terdampak langsung jika mereka tidak dapat melanjutkan pembelian dari Rusia. Ketidakpastian terkait bagaimana respons negara-negara tersebut terhadap ancaman tarif menambah keraguan investor terhadap arah pasar dalam jangka pendek.
Dalam situasi seperti ini, stabilitas harga yang terjadi pada awal Agustus bisa dilihat sebagai hasil dari kekuatan dua faktor yang saling bertolak belakang: kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global dan potensi berkurangnya pasokan energi. Reaksi pasar terhadap kedua faktor ini menunjukkan bahwa pelaku industri tetap mengedepankan kehati-hatian.
Stabilitas harga minyak saat ini juga menandakan bahwa pasar tengah menanti kepastian lebih lanjut sebelum mengambil arah baru. Sementara itu, pelaku usaha, analis, dan investor tetap akan mencermati setiap perkembangan yang terjadi, baik dari sisi kebijakan perdagangan maupun dari respons negara-negara besar terhadap tekanan Amerika Serikat.
Pasar energi global saat ini berada dalam posisi sensitif. Dengan tingkat ketegangan geopolitik yang tinggi dan kebijakan perdagangan yang dinamis, setiap pernyataan dan keputusan politik memiliki potensi untuk mempengaruhi harga secara signifikan. Oleh karena itu, kejelian membaca arah kebijakan dan dampaknya terhadap pasokan dan permintaan sangat penting bagi para pelaku pasar.
Pada akhirnya, harga minyak yang stabil pada Jumat, 1 Agustus 2025, mencerminkan sikap pasar yang tetap optimistis namun penuh perhitungan. Meskipun banyak ketidakpastian, peluang tetap terbuka, dan potensi pergerakan harga masih besar tergantung bagaimana dinamika global berkembang dalam waktu dekat.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Jadwal dan Tarif Penyeberangan Feri Terbaru TAA Bangka Belitung
- 01 Agustus 2025
2.
Kereta Api Pasundan Baru, Nyaman dan Ramah Penumpang
- 01 Agustus 2025
3.
Oppo Find X9 Pro Usung Kamera 200MP dan Baterai Jumbo
- 01 Agustus 2025
4.
Kuliner Soto Lamongan: Jejak Tradisi dan Perantauan
- 01 Agustus 2025
5.
Pilihan Tablet Samsung SIM Card Terbaik 2025
- 01 Agustus 2025