
JAKARTA - Perkembangan teknologi digital kini tak hanya mewarnai kehidupan sehari-hari, tetapi juga mengubah wajah sektor pertanian di Indonesia. Salah satu contoh terbaik hadir dari Magelang, Jawa Tengah, tepatnya dari Gabungan Petani Organik (GUPON) Sekar Langit. Kelompok tani yang berlokasi di Kecamatan Grabag ini telah sukses memanfaatkan teknologi digital farming untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka secara signifikan.
GUPON Sekar Langit berdiri pada tahun 2014 sebagai gabungan kelompok petani yang fokus pada pertanian organik. Mereka menanam berbagai jenis padi unggulan seperti mentik wangi susu, beras merah, beras hitam, dan IR64. Namun, sejak awal pembentukan, kelompok ini masih mengandalkan metode tradisional untuk menilai kesuburan tanah dan kebutuhan lahan, yaitu berdasarkan pengalaman dan perkiraan semata. Hal ini membuat proses pengambilan keputusan kadang kurang akurat dan memerlukan waktu lebih lama.
Titik balik datang pada 2022, saat GUPON Sekar Langit mulai mengimplementasikan teknologi digital farming dalam aktivitas pertaniannya. Ketua GUPON Sekar Langit, Miftakhul Fuad, menjelaskan bahwa dengan teknologi digital farming, mereka kini mampu memantau berbagai parameter penting seperti kelembaban tanah, pH tanah, tingkat kesuburan, kadar air, kekeruhan air, suhu, hingga prediksi cuaca secara real-time. “Jadi kita tidak lagi meraba-raba. Tanah ini ternyata pH-nya sudah tinggi nih, apa yang harus kita lakukan,” ujar Fuad saat ditemui di Magelang.
Baca Juga
Keunggulan teknologi ini adalah kemampuannya terhubung langsung dengan smartphone para petani. Hal ini memungkinkan mereka untuk memantau kondisi lahan dari jarak jauh tanpa harus datang ke ladang secara fisik. Ketika terdeteksi adanya kekurangan atau kelebihan unsur tertentu di tanah, petani bisa langsung melakukan tindakan korektif, misalnya menambah abu atau dolomit agar kondisi tanah kembali optimal untuk pertumbuhan tanaman. Dengan cara ini, waktu dan tenaga bisa dihemat, sekaligus hasil panen dapat dimaksimalkan.
Hasil nyata dari pemanfaatan teknologi digital farming ini terlihat jelas pada musim tanam kedua setelah implementasi, di mana GUPON Sekar Langit berhasil meraih produksi hingga 6,5 ton beras per hektar lahan. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan metode tradisional sebelumnya. Saat ini, luas lahan yang mereka kelola mencapai 626 hektar, dengan 393 hektar telah mendapatkan sertifikat organik yang menjamin standar kualitas dan keamanan produk pertanian mereka.
Dari sisi pemasaran, sekitar 90 persen produk GUPON Sekar Langit dijual melalui skema business to business (B2B). Mereka bermitra dengan perusahaan-perusahaan besar yang mengolah ulang hasil panen menjadi produk siap konsumsi, serta langsung memasok ke hotel dan restoran. “Kami harus produksi dan melayani kebutuhan pasar setiap hari. Tidak bisa hanya produksi Senin sampai Kamis saja,” jelas Fuad, menunjukkan komitmen kelompok tani ini dalam menjalankan bisnis pertanian secara profesional dan berkelanjutan.
Keberhasilan GUPON Sekar Langit tidak lepas dari dukungan Bank Indonesia sebagai lembaga pembina UMKM yang sejak 2018 aktif memberikan bimbingan dan bantuan. Kelompok tani ini kini memiliki 855 anggota yang terbagi dalam 33 kelompok tani di 11 desa di Kecamatan Grabag. Bank Indonesia memberikan bantuan berupa alat-alat sensor digital untuk memonitor kondisi tanah dan lingkungan secara detail, serta pendampingan teknis agar para petani mampu mengoperasikan teknologi tersebut dengan baik.
Selain sarana teknologi, Bank Indonesia juga mendukung GUPON Sekar Langit dalam proses sertifikasi pangan internasional melalui kerja sama dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten Magelang dan proyek UPLAND dari Kementerian Pertanian. Pendampingan perizinan dan keamanan pangan juga dilakukan bersama Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM), sehingga produk pertanian mereka memenuhi standar mutu yang ketat.
Dukungan ini juga mencakup fasilitasi business matching dan promosi produk di berbagai event seperti UMKM Gayeng dan Festival Jateng Syariah (FAJAR). Kegiatan ini membuka peluang pasar yang lebih luas baik di dalam negeri maupun ekspor, sekaligus memperkuat posisi GUPON Sekar Langit di pasar nasional.
Fuad menyatakan bahwa pendampingan Bank Indonesia menjadi kunci dalam proses “naik kelas” kelompok tani ini. “Maksud naik kelas adalah memiliki perizinan, portofolio, dan analisis yang tidak hanya sebatas menanam, tetapi juga bagaimana memperluas pasar dan meningkatkan kualitas produk,” ujarnya. Transformasi ini menjadikan petani organik tradisional sebagai pelaku usaha yang lebih profesional dan kompetitif.
Selain berkontribusi pada perekonomian lokal dengan membuka lapangan kerja dan memberdayakan anggota komunitas, GUPON Sekar Langit juga telah menjalin kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan besar. Contohnya adalah PT Swasembada Organik (bagian dari KFC Group), PT Hassana Boga Sejahtera yang memproduksi makanan pendamping ASI (MPASI), serta distributor lokal dan platform e-commerce seperti Sayurbox. Kelompok ini juga aktif membina Kelompok Wanita Tani (KWT) Nyiur Hijau, menunjukkan komitmen sosialnya untuk memberdayakan masyarakat luas.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menegaskan komitmen BI untuk terus mendorong pengembangan UMKM di wilayahnya. “Kami fokus pada tiga hal utama: korporatisasi, pengembangan kapasitas, dan akses pembiayaan,” katanya. Dalam hal korporatisasi, BI memberikan pelatihan media sosial dan pembentukan kelembagaan usaha formal. Sedangkan pengembangan kapasitas mencakup peningkatan produktivitas, daya saing, serta perluasan akses pasar melalui sertifikasi dan promosi.
Selain itu, Bank Indonesia juga mendukung digitalisasi produksi, pemasaran, dan sistem pembayaran agar UMKM lebih efisien dan modern. Untuk akses pembiayaan, BI memberikan pendampingan agar UMKM bisa mengelola laporan keuangan secara digital dan memudahkan mereka dalam memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan formal. Rahmat menambahkan, “Bersama pemerintah daerah, kami membina UMKM agar bisa bersaing dengan produk impor dan menembus pasar ekspor.”
Kisah sukses GUPON Sekar Langit ini menunjukkan bahwa pertanian organik yang berpadu dengan teknologi digital dapat menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Dukungan berbagai pihak, terutama Bank Indonesia, membuka peluang besar bagi para petani di Magelang untuk berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian daerah dan nasional.
Dengan teknologi digital farming, para petani muda GUPON Sekar Langit membuktikan bahwa pertanian modern dan tradisional bisa berjalan beriringan demi masa depan yang lebih cerah.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Legenda Sepak Bola Dunia Paling Berpengaruh Sepanjang Masa
- 01 Agustus 2025
2.
Jadwal dan Tarif Penyeberangan Feri Terbaru TAA Bangka Belitung
- 01 Agustus 2025
3.
Kereta Api Pasundan Baru, Nyaman dan Ramah Penumpang
- 01 Agustus 2025
4.
Oppo Find X9 Pro Usung Kamera 200MP dan Baterai Jumbo
- 01 Agustus 2025
5.
Kuliner Soto Lamongan: Jejak Tradisi dan Perantauan
- 01 Agustus 2025