MIND ID Pacu Hilirisasi Aluminium Nasional Berkelanjutan

Selasa, 29 Juli 2025 | 12:26:28 WIB
MIND ID Pacu Hilirisasi Aluminium Nasional Berkelanjutan

JAKARTA - Transformasi industri tambang di Indonesia terus berlanjut seiring dengan langkah strategis yang diambil Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, untuk meningkatkan kapasitas produksi aluminium nasional. Lewat anak usahanya, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), MIND ID menargetkan lonjakan produksi aluminium hingga 900 ribu ton per tahun pada 2029, meningkat signifikan dari kapasitas saat ini yang sebesar 275 ribu ton per tahun (KTPA).

Langkah ekspansi ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang MIND ID dalam mendukung hilirisasi industri pertambangan nasional sekaligus memperkuat kemandirian Indonesia dalam pasokan bahan baku strategis, khususnya aluminium, yang sangat dibutuhkan untuk industri manufaktur modern seperti kendaraan listrik dan energi terbarukan.

Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, menyampaikan bahwa kesenjangan antara produksi dan kebutuhan nasional menjadi alasan utama percepatan proyek peningkatan kapasitas ini. Ia menyebutkan bahwa kebutuhan aluminium nasional saat ini sudah mencapai 1,2 juta ton per tahun, dan angka tersebut diproyeksikan meningkat tajam seiring perkembangan industri berbasis teknologi.

“Grup MIND ID berkomitmen untuk menjadi penggerak hilirisasi aluminium terintegrasi guna memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen aluminium dunia, dan mampu berdaulat dalam mendukung industri manufaktur sekaligus mengurangi ketergantungan impor,” ujar Maroef dalam pernyataannya, Senin (28 Juli 2025).

Menurut Maroef, proyeksi permintaan aluminium di masa depan meningkat hingga 600% dalam tiga dekade ke depan, utamanya karena dorongan besar dari pertumbuhan kendaraan listrik serta sistem penyimpanan energi (Battery Energy Storage System/BESS). Material aluminium memegang peran vital dalam pengembangan sektor ini karena bobotnya yang ringan namun kuat.

Sebagai gambaran konkret, sekitar 18% dari total komponen dalam satu battery pack terdiri dari aluminium. Selain itu, pembangunan panel surya dengan kapasitas 1 megawatt (MW) memerlukan sekitar 21 ton aluminium. Ini menandakan pentingnya aluminium dalam transisi energi global menuju penggunaan sumber daya terbarukan.

Untuk merealisasikan target peningkatan produksi, MIND ID tengah menyiapkan pembangunan fasilitas produksi baru di Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah Fase II, dengan kapasitas produksi hingga 600 KTPA. Jika digabungkan dengan fasilitas INALUM yang telah ada, maka total kapasitas grup ini akan mencapai 900 KTPA pada tahun 2029.

Tak hanya fokus pada sisi hilir, MIND ID juga menguatkan sisi hulu melalui pengembangan tambang dan pasokan bijih bauksit. Dalam hal ini, melalui entitas usaha lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), MIND ID turut membangun fasilitas washed bauxite berkapasitas 1,47 juta ton per tahun di wilayah operasional Mempawah. Fasilitas ini akan memastikan pasokan bahan baku utama produksi aluminium tersedia secara berkelanjutan dan stabil.

Menurut Maroef, keberhasilan hilirisasi tidak hanya dinilai dari peningkatan kapasitas produksi semata, tetapi juga dari pembangunan ekosistem terintegrasi yang mendukung keberlanjutan, efisiensi, dan daya saing industri.

“Bagi MIND ID, penguatan ekosistem hilirisasi terintegrasi ini merupakan investasi untuk masa depan bangsa. Kita harus mengelolanya dengan tanggung jawab, profesionalisme, dan semangat transformasi agar Indonesia menjadi negara berdaulat dalam mendukung industrialisasi berbasis sumber daya alamnya,” jelasnya.

Upaya ini juga menjadi langkah nyata MIND ID dalam mendukung strategi besar pemerintah untuk mengurangi ekspor bahan mentah dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Dengan pengembangan fasilitas produksi aluminium dan pengolahan bauksit, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berpotensi menjadi eksportir produk hilir aluminium ke pasar internasional.

Hilirisasi yang dilakukan MIND ID di sektor aluminium juga memiliki manfaat ekonomi luas, mulai dari peningkatan penerimaan negara, penciptaan lapangan kerja lokal, hingga mendorong pertumbuhan kawasan industri baru. Proyek-proyek strategis ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global bahan baku industri energi dan otomotif.

Langkah MIND ID juga sejalan dengan tren global menuju ekonomi hijau dan rendah karbon. Aluminium dikenal sebagai material ramah lingkungan karena bisa didaur ulang secara efisien tanpa kehilangan kualitas. Dalam konteks ini, MIND ID tidak hanya menargetkan peningkatan produksi, tetapi juga menerapkan prinsip keberlanjutan dalam seluruh rantai nilai bisnisnya.

Dengan pendekatan strategis dan berorientasi jangka panjang ini, MIND ID berharap dapat berkontribusi terhadap ketahanan industri nasional dan mendorong transformasi ekonomi Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Peningkatan kapasitas produksi aluminium oleh MIND ID menjadi langkah krusial untuk mengatasi defisit pasokan aluminium dalam negeri. Di saat bersamaan, ekspansi ini memberikan dampak positif dalam hal penguatan industri nasional berbasis sumber daya alam dan transformasi energi bersih di masa depan.

Dengan infrastruktur baru yang tengah disiapkan, sinergi antar-entitas usaha, dan dukungan kebijakan nasional, Indonesia dinilai siap beranjak menjadi pemain utama dalam rantai industri aluminium dunia.

MIND ID terus menunjukkan bahwa sektor pertambangan Indonesia tidak hanya bergantung pada ekspor bahan mentah, tetapi juga mampu mengembangkan industri hilir yang bernilai tinggi dan berkelanjutan. Upaya memperluas kapasitas produksi aluminium ini merupakan cermin dari transformasi industri tambang nasional yang tengah berlangsung menuju kemandirian, daya saing global, dan kontribusi optimal bagi ekonomi bangsa.

Terkini