JAKARTA - Tren olahraga di Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang signifikan, terutama di kalangan generasi muda yang kian menjadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Dalam dunia yang serba cepat dan padat, olahraga kini tak sekadar kebutuhan fisik, tetapi juga menjadi sarana untuk menyegarkan mental dan mengekspresikan diri.
Aktivitas olahraga semakin populer sebagai cara untuk menjauh sejenak dari tekanan hidup sehari-hari. Masyarakat dari berbagai latar belakang usia dan pekerjaan melihat olahraga sebagai medium untuk menjaga kesehatan, membangun koneksi sosial, dan menikmati waktu luang secara produktif.
Fenomena ini diperkuat oleh temuan survei terbaru dari Populix bertajuk “Understanding Indonesia’s Sports Trend” yang melibatkan 1.030 responden. Survei ini melibatkan partisipan dari berbagai daerah di Indonesia, terutama Pulau Jawa, dengan latar belakang lajang, bekerja, dan berasal dari kelompok ekonomi menengah ke atas.
Hasilnya mencengangkan sebanyak 94% responden mengaku aktif berolahraga, bahkan sebagian besar menggabungkan beberapa jenis olahraga dalam rutinitas mereka. Fakta ini menandakan adanya pergeseran budaya, di mana olahraga bukan hanya menjadi rutinitas fisik, tetapi juga simbol gaya hidup baru yang fleksibel, menyenangkan, dan beragam.
Jenis Olahraga yang Paling Digemari Masyarakat Indonesia 2025
Survei membagi jenis olahraga ke dalam dua kategori utama, yakni olahraga berbasis lapangan dan non-lapangan. Keduanya mendapatkan antusiasme yang sangat tinggi dari para responden.
Sebanyak 90% responden menyatakan menyukai olahraga non-lapangan, sementara 84% juga menggemari olahraga lapangan. Ini menunjukkan bahwa preferensi olahraga masyarakat Indonesia sangat luas, tergantung pada gaya hidup, waktu luang, hingga ketersediaan fasilitas.
Dalam kategori olahraga berbasis lapangan, badminton muncul sebagai primadona. Sebanyak 56% responden memilih olahraga ini karena kemudahannya diakses dan bisa dimainkan secara fleksibel baik di dalam ruangan maupun luar ruangan, serta tidak membutuhkan banyak pemain.
Sepak bola dan futsal juga mendapat tempat khusus di hati masyarakat, dengan masing-masing memperoleh persentase sebesar 38% dan 33%. Kedua olahraga ini menonjol karena unsur kebersamaan dan kompetitif yang tinggi, menjadikannya favorit di kalangan pecinta olahraga beregu.
Sementara itu, di kategori non-lapangan, lari atau jogging menduduki posisi teratas dengan 44% responden. Popularitasnya tidak lepas dari fleksibilitasnya dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, bahkan tanpa peralatan khusus.
Selanjutnya, olahraga seperti bersepeda (32%), renang (27%), dan gym (26%) juga banyak digemari karena memberikan kebebasan dalam menentukan intensitas dan jadwal olahraga. Pilihan-pilihan ini cocok bagi masyarakat urban dengan waktu terbatas, namun tetap ingin aktif dan sehat.
Apa yang Mendorong Masyarakat Berolahraga?
Faktor utama yang mendorong seseorang untuk berolahraga ternyata berkaitan erat dengan aspek kenyamanan dan kemudahan. Berdasarkan survei Populix, sebanyak 65% responden menyatakan memilih olahraga yang mudah dilakukan sebagai alasan utama.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia kini lebih mengedepankan kesesuaian gaya hidup dalam menentukan aktivitas fisik. Semakin sederhana dan praktis sebuah olahraga, semakin besar kemungkinan untuk dilakukan secara rutin.
Selain itu, unsur hiburan juga menjadi motivasi penting. Sekitar 50% responden menyatakan bahwa mereka lebih tertarik melakukan olahraga yang menyenangkan. Ini menggambarkan pergeseran pola pikir masyarakat, di mana olahraga tidak lagi dilihat sebagai beban, tetapi sebagai sarana relaksasi.
Di sisi lain, hanya 13% responden yang termotivasi oleh unsur kompetisi dan 4% karena iklan. Ini memperkuat gambaran bahwa keputusan berolahraga lebih banyak didorong oleh dorongan internal dan pengalaman personal dibandingkan pengaruh eksternal.
Gen Z dan Milenial, Mana Paling Gemar Olahraga?
Generasi muda mendominasi lanskap olahraga di Indonesia. Dari hasil survei, Gen Z dan Milenial menunjukkan antusiasme tinggi, terutama terhadap olahraga berbasis lapangan. Masing-masing mencatatkan angka partisipasi sebesar 90%.
Angka ini cukup tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya yang hanya mencatatkan 85%. Ini menunjukkan bahwa generasi muda, khususnya yang tinggal di kawasan urban, memiliki kesadaran lebih tinggi terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Hal serupa juga terlihat dalam kategori olahraga non-lapangan. Gen Z dan Milenial masing-masing mencatat partisipasi sebesar 85% dan 86%, sementara kelompok usia lebih tua hanya 77%. Gaya hidup sehat, akses terhadap informasi digital, dan ketersediaan fasilitas urban menjadi alasan dominan tingginya partisipasi ini.
Generasi muda saat ini tidak hanya menjadikan olahraga sebagai kebutuhan fisik, melainkan juga bagian dari identitas diri dan ekspresi personal. Mereka lebih berani mencoba beragam jenis olahraga, dari yang tradisional hingga yang berbasis teknologi atau komunitas sosial.
Olahraga, Gaya Hidup dan Masa Depan
Dari data dan temuan yang tersaji, jelas bahwa tren olahraga di Indonesia sedang mengalami pergeseran besar. Aktivitas fisik bukan lagi sekadar kebutuhan fisik, tetapi telah menjadi bagian dari gaya hidup modern yang menyatu dalam keseharian masyarakat.
Didorong oleh kemudahan, kenyamanan, dan kebutuhan akan hiburan, berbagai jenis olahraga kini hadir sebagai pilihan yang inklusif dan adaptif. Fenomena ini menjadi sinyal positif bagi masa depan kesehatan publik Indonesia, di mana generasi muda tampil sebagai motor utama penggeraknya.
Dengan tetap mempertahankan fleksibilitas dan aksesibilitas olahraga, harapannya tren ini tidak hanya bertahan sementara, tapi tumbuh menjadi budaya yang mengakar kuat dan menyehatkan bangsa ke depannya.