Properti Singapura Jadi Simbol Kemajuan dan Kehidupan Modern

Kamis, 24 Juli 2025 | 11:23:03 WIB
Properti Singapura Jadi Simbol Kemajuan dan Kehidupan Modern

JAKARTA - Kemewahan dan prestise adalah dua kata yang selalu lekat ketika membahas sektor properti kelas atas di Singapura. Negara pulau ini, meskipun kecil dari segi geografis, menyimpan kawasan-kawasan elite yang menjadi incaran para taipan, konglomerat, bahkan selebritas dunia. Nilai properti yang menjulang tinggi, ditambah dengan penataan kawasan yang eksklusif, menjadikan hunian-hunian ini sebagai simbol status dan kekayaan sejati.

Salah satu sorotan terbaru datang dari pembelian rumah oleh cucu mendiang pendiri Sinar Mas Group, Eka Tjipta Widjaja, yang memborong properti senilai SGD 25 juta atau sekitar Rp 478 miliar di kawasan premium Chatsworth Avenue. Kawasan ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan representasi kelas sosial dan kekuatan finansial.

Namun, Chatsworth Avenue bukan satu-satunya lokasi istimewa yang menjadi incaran para elite dunia. Di Singapura, ada beberapa lokasi properti yang secara historis, geografis, dan sosial menjadi destinasi utama bagi kalangan superkaya, baik lokal maupun internasional.

Lokasi Properti Super Mewah di Singapura

Nassim Road

Sebagai kawasan dengan reputasi paling eksklusif, Nassim Road sering disebut sebagai “jalur emas”-nya properti Singapura. Di sini berdiri Good Class Bungalows (GCB), jenis properti yang hanya ada di lokasi-lokasi paling premium. Bahkan, rumah termahal di Singapura bernilai SGD 230 juta berada di Nassim Road.

Asal-usul nama Nassim berasal dari bahasa Arab, yang berarti angin sepoi. Hal ini berkaitan dengan latar historis kawasan tersebut, di mana lahan awalnya dimiliki oleh keluarga Alsagoff, keluarga pedagang rempah Yaman yang berpengaruh di masa kolonial. Nassim Road juga berdekatan dengan Kebun Raya Singapura, yang termasuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO.

Fakta menarik lainnya, lima dari 20 orang terkaya di Singapura memilih kawasan ini sebagai hunian. Salah satunya adalah Eduardo Saverin, salah satu pendiri Facebook, yang menetap di Nassim Road. Beberapa kediaman Komisaris Tinggi Inggris juga berada di area ini.

Keluarga Indonesia juga tidak ketinggalan dalam meramaikan pasar properti elit di kawasan ini. Keluarga Fangiono, pemilik perusahaan kelapa sawit First Resources Group, membeli properti di Nassim Road dengan nilai mencapai SGD 88 juta pada semester pertama 2023.

Queen Astrid Park

Berada di kawasan Bukit Timah yang dikelilingi oleh alam dan fasilitas premium, Queen Astrid Park dikenal sebagai tempat berdirinya beberapa rumah terbesar di Singapura. Keunikan kawasan ini terletak pada suasana istana yang kental dengan rumah-rumah besar, pekarangan luas, dan vegetasi hijau lebat.

Properti-properti di sini sangat terbatas dan bernilai tinggi. Salah satu pemilik terkenal di kawasan ini adalah CEO TikTok, Chew Shou Zi, yang membeli salah satu bungalow mewah dengan nilai SGD 86 juta.

Di samping dijual, beberapa properti di Queen Astrid Park juga disewakan dengan nilai tertinggi di negeri ini, yakni hingga SGD 200 ribu per bulan, mencerminkan tingginya permintaan atas kenyamanan dan prestise yang ditawarkan kawasan ini.

Binjai Park

Binjai Park menawarkan pemandangan dan suasana yang unik. Berbatasan langsung dengan hutan hujan dan cagar alam, kawasan ini menyajikan nuansa privat, tenang, dan alami. Setiap pagi, kawasan ini diselimuti kabut yang menciptakan atmosfer yang sejuk dan menyegarkan.

Nama Binjai berasal dari pohon binjai, spesies lokal yang kini sulit ditemukan di wilayah urban Singapura. Sama seperti pohonnya, rumah-rumah di kawasan ini juga langka. Harga properti di Binjai Park tidak mungkin di bawah SGD 20 juta, menjadikannya salah satu kawasan dengan tingkat kepemilikan eksklusif tertinggi di negara ini.

Leedon Park

Terletak di Distrik 10 Singapura, Leedon Park adalah permata arsitektur dan budaya. Diresmikan pada tahun 2002, kawasan ini berisi sekitar enam bungalow kelas premium. Masing-masing rumah memiliki karakteristik desain unik, mulai dari gaya kolonial hingga modern kontemporer.

Salah satu rumah di Leedon Park pernah menjadi sorotan media arsitektur internasional karena desainnya yang terinspirasi dari kebudayaan Buddha Jepang. Di dalam rumah tersebut terdapat kuil Shinto dan gua buatan manusia yang dulunya difungsikan sebagai bengkel pembuatan pedang samurai.

Tren Kepemilikan dan Reputasi Global

Tren yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa kawasan-kawasan elite di Singapura semakin dikuasai oleh figur publik, pengusaha global, dan keluarga konglomerat dari berbagai negara. Tak hanya warga negara Singapura, pembeli properti ini juga datang dari Indonesia, China, India, dan bahkan negara-negara Barat.

Alasan mereka memilih properti di Singapura pun beragam, mulai dari kestabilan hukum, kualitas hidup tinggi, akses terhadap pendidikan terbaik, hingga sebagai investasi jangka panjang yang nilainya cenderung terus naik. Status Singapura sebagai pusat keuangan Asia juga memperkuat posisinya sebagai lokasi ideal untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk aset properti.

Status Sosial, Investasi, dan Identitas

Kepemilikan rumah di kawasan elit seperti Nassim Road atau Queen Astrid Park tidak hanya mencerminkan status ekonomi, tetapi juga menjadi simbol identitas sosial. Di tengah persaingan global dan mobilitas antarnegara yang tinggi, hunian mewah di lokasi premium Singapura menjadi bentuk “paspor sosial” bagi pemiliknya.

Tak heran bila tren pembelian properti mewah oleh tokoh-tokoh ternama akan terus berlanjut. Dari keluarga taipan Indonesia hingga CEO raksasa teknologi dunia, mereka memilih Singapura bukan hanya karena bangunannya, tetapi karena nama besar yang melekat pada alamatnya.

Terkini