JAKARTA - Bagi pencinta film horor Indonesia yang gemar menyelami kisah-kisah urban legend dan teror mistis dari sudut gelap masyarakat, film Kampung Jabang Mayit Ritual Maut akan menjadi sajian yang sayang untuk dilewatkan. Disutradarai oleh Wisnu Surya Pratama dan diproduksi oleh Kucing Hitam Pictures bersama SPASI Moving Image, film ini menghadirkan sebuah cerita menyeramkan yang penuh dengan kutukan, pengorbanan, dan bayang-bayang masa lalu yang mengintai. Film ini akan mulai tayang di bioskop Indonesia pada Kamis, 24 Juli 2025.
Yang membuat film ini semakin menarik adalah latar belakang ceritanya yang tidak biasa. Kisah Kampung Jabang Mayit berasal dari unggahan viral di media sosial X milik Qwerty Ping (Teguh Faluvie), yang kemudian berkembang menjadi serial podcast video dan telah ditonton lebih dari 20 juta kali. Popularitas kisah tersebut di dunia maya membuktikan daya tariknya yang kuat dan kini kisah itu hadir dalam bentuk layar lebar.
Dalam versi filmnya, penonton akan diajak mengupas lebih dalam akar dari teror yang menghantui sebuah desa bernama Rangkaspuna. Fokus cerita terletak pada sosok Weda, seorang perempuan muda yang tanpa sadar menyeret dirinya ke dalam pusaran gelap ritual dan kutukan kuno yang haus akan tumbal manusia.
Sinopsis Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut
Weda (diperankan oleh Ersya Aurelia) adalah seorang model muda yang sedang berada di puncak karier. Namanya tengah naik daun, namun segalanya berubah drastis ketika sebuah skandal besar mengguncang kehidupannya. Skandal itu menyeret tidak hanya Weda, tetapi juga kekasihnya, Bagas (diperankan oleh Bukie B. Mansyur), hingga memaksa mereka untuk menghilang dari sorotan publik.
Sebagai bentuk pelarian, Bagas membawa Weda ke kampung halamannya Desa Rangkaspuna. Sebuah desa terpencil yang jarang dikenal orang dan menyimpan sejarah kelam. Sejak lama, desa ini dipercaya sebagai tempat pembuangan janin yang tidak diinginkan. Namun, bayangan kelam desa ini tidak berhenti di masa lalu. Praktik-praktik mistis dan ritual kuno masih dijalankan oleh penduduknya hingga kini.
Di desa tersebut, Weda bertemu dengan Ni Itoh (Atiqah Hasiholan), seorang dukun tua misterius yang dikenal sebagai penjaga tradisi gelap. Bersama pelayannya yang setia, Rini (Rachquel Nesia), Ni Itoh menjalankan berbagai ritual yang berkaitan dengan roh-roh dan kekuatan gaib yang telah diwariskan secara turun-temurun. Bukannya menemukan perlindungan, pelarian Weda justru menjadi awal dari mimpi buruk yang tidak terbayangkan.
Weda perlahan terseret masuk ke dalam lingkaran kutukan desa yang semakin mengungkap sisi gelapnya. Kutukan kuno itu ternyata tidak hanya meminta tumbal, tetapi juga menciptakan penderitaan batin yang begitu dalam. Setiap langkah yang ia ambil, bukannya menyelamatkan, malah membawa dirinya lebih dekat ke inti dari ritual kematian yang telah lama dipersiapkan.
Dihadapkan pada kondisi yang semakin mencekam, Weda merasa hidupnya berada di ambang kehancuran. Ketakutan, rasa bersalah, dan keputusasaan membayangi dirinya. Di tengah tekanan tersebut, satu pertanyaan besar pun muncul apakah Weda akan menyerah pada takdir kelam yang sudah menunggunya, ataukah ia akan melawan dengan sekuat tenaga untuk tidak menjadi tumbal berikutnya?
Film ini menghadirkan alur yang intens dan atmosfir desa yang kelam. Penonton tidak hanya disuguhi dengan kengerian dari visual dan suara, tapi juga ketegangan psikologis yang berkembang secara perlahan. Jalan cerita yang penuh teka-teki, atmosfer desa yang penuh rahasia, serta latar belakang karakter yang dalam membuat Kampung Jabang Mayit menjadi horor lokal dengan kedalaman naratif yang menarik.
Daftar Pemeran Kampung Jabang Mayit
Berikut adalah daftar para pemeran yang menghidupkan karakter-karakter dalam film ini:
Ersya Aurelia sebagai Weda, sang protagonis yang menjadi pusat kisah.
Bukie B. Mansyur sebagai Bagas, kekasih Weda yang menjadi inisiator pelarian ke desa Rangkaspuna.
Atiqah Hasiholan sebagai Ni Itoh, dukun misterius yang memimpin ritual-ritual mistis di desa.
Rachquel Nesia sebagai Rini, pelayan setia Ni Itoh yang turut terlibat dalam berbagai praktik gelap.
Yudi Ahmad Tajudin sebagai Ki Jaka, figur tua desa yang menyimpan banyak rahasia.
Prasodjo Muhammad sebagai Bah Amar, tokoh yang berkaitan dengan sejarah kelam desa.
Nessie Judge sebagai Nisa, karakter yang akan memberikan dimensi baru dalam cerita.
Monica Rajalele sebagai Ni Warsih, penduduk desa yang memiliki hubungan dengan ritual masa lalu.
Kukuh Prasetya sebagai Ambar Wijaksana, salah satu sosok penting yang berkaitan dengan asal muasal kutukan.
Rasya Yoga sebagai Guna, karakter muda yang memiliki peran penting dalam akhir cerita.
Antisipasi dan Harapan Penonton
Dengan jajaran pemain yang kuat dan cerita yang berasal dari kisah viral, Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut membawa ekspektasi tinggi di kalangan penggemar horor. Banyak penonton menantikan bagaimana kisah yang semula hanya ditulis di media sosial kini dikemas dalam bentuk visual di layar lebar. Akankah atmosfer mencekam dan nuansa mistis dari versi awal tetap terasa, atau bahkan menjadi lebih mengerikan?
Film ini juga diharapkan bisa memberikan warna baru dalam genre horor Indonesia. Tidak sekadar menghadirkan hantu atau adegan mengejutkan, tetapi juga mengajak penonton menyelami sejarah kelam masyarakat, trauma masa lalu, dan kepercayaan turun-temurun yang bisa membawa bencana jika disalahgunakan.
Dengan tayangnya pada Kamis, 24 Juli 2025, Kampung Jabang Mayit Ritual Maut siap membawa penonton menyusuri lorong-lorong gelap yang penuh misteri dan kutukan. Siapkan diri untuk menyaksikan kisah yang bukan hanya menyeramkan, tetapi juga penuh makna tentang tradisi, dosa masa lalu, dan perjuangan melawan takdir.