JAKARTA - Jumlah peserta BPJS Kesehatan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kini mencapai angka fantastis, yaitu 278,1 juta jiwa. Angka ini setara dengan 98,45% dari total penduduk Indonesia, menunjukkan betapa luasnya jangkauan layanan kesehatan nasional yang berhasil dicapai oleh BPJS Kesehatan. Kesuksesan ini tidak terlepas dari berbagai upaya inovatif dan sinergi dengan pemerintah daerah untuk memastikan akses layanan kesehatan merata hingga ke pelosok negeri.
Ekspansi Layanan Menuju Wilayah Terpencil
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menegaskan bahwa salah satu kunci peningkatan jumlah peserta adalah perluasan layanan kesehatan hingga ke daerah-daerah yang selama ini sulit terjangkau. Dengan menghadirkan layanan BPJS Keliling, BPJS Kesehatan telah mengoperasikan 37.858 titik layanan di seluruh Indonesia. Layanan ini berhasil memfasilitasi 940.158 transaksi, yang berarti membantu ribuan masyarakat mendapatkan akses ke layanan kesehatan tanpa harus datang jauh-jauh ke pusat pelayanan.
Tak hanya itu, kerja sama erat dengan pemerintah daerah juga diwujudkan melalui layanan satu atap di Mal Pelayanan Publik, yang tersebar di 277 titik. Layanan ini sudah menghasilkan 379.921 transaksi layanan hingga akhir tahun 2024, menandakan efektivitas layanan terpadu yang mampu memudahkan masyarakat dalam mendapatkan hak kesehatan mereka.
Inovasi Rumah Sakit Apung untuk Wilayah Terpencil
Salah satu inovasi penting lainnya adalah penyediaan rumah sakit apung, yang secara khusus diperuntukkan bagi wilayah yang belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, atau dikenal dengan sebutan Daerah Belum Tersedia Fasilitas Medis yang Memenuhi Syarat (DBTFMS). Wilayah-wilayah yang menjadi target antara lain Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, serta beberapa daerah di Papua seperti Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Tengah.
Melalui keberadaan rumah sakit apung, masyarakat di daerah-daerah terpencil tersebut kini dapat menikmati layanan kesehatan yang lebih lengkap dan berkualitas, sekaligus meningkatkan angka kepesertaan dan kesadaran pentingnya program JKN.
Peningkatan Fasilitas Kesehatan Mitra
Dalam kurun waktu satu dekade terakhir, BPJS Kesehatan berhasil mendorong peningkatan jumlah fasilitas kesehatan mitra yang bekerja sama dalam program JKN. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) meningkat 28%, dari 18.437 menjadi 23.682. Sedangkan mitra rumah sakit juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 88%, dari 3.162 menjadi 1.681 rumah sakit yang terafiliasi.
Kenaikan jumlah mitra ini menjadi indikator keberhasilan BPJS Kesehatan dalam memperluas jangkauan layanan kesehatan kepada masyarakat secara lebih luas dan berkualitas. Dengan semakin banyaknya fasilitas mitra, peserta JKN semakin mudah mendapatkan layanan medis sesuai kebutuhan tanpa harus menunggu lama.
Pengawasan dan Tata Kelola Program JKN
Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Abdul Kadir, menilai bahwa pencapaian BPJS Kesehatan pada tahun 2024 menunjukkan prospek positif dalam pengelolaan program JKN menuju fase maturitas. Ia menegaskan bahwa tata kelola yang baik (good governance) menjadi fondasi utama dalam memastikan keberlanjutan dan kualitas program ini.
Abdul Kadir menambahkan bahwa pengelolaan dana publik yang berasal dari iuran peserta diawasi ketat oleh berbagai pihak, sesuai amanah undang-undang yang menempatkan BPJS Kesehatan sebagai badan publik yang bertanggung jawab langsung kepada presiden. “Melalui pengawasan yang ketat oleh sejumlah pihak, dana publik yang diamanahkan peserta kepada BPJS Kesehatan dapat dikelola secara transparan,” ujarnya.
Menjawab Tantangan Masa Depan
Keberhasilan mencapai angka kepesertaan hampir 98,5% merupakan pencapaian yang membanggakan sekaligus tantangan besar ke depan. BPJS Kesehatan dihadapkan pada tugas untuk terus menjaga kualitas layanan serta memastikan keberlanjutan program JKN agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Layanan inovatif seperti BPJS Keliling, Mal Pelayanan Publik, serta rumah sakit apung harus terus dikembangkan dan dioptimalkan agar dapat menjangkau daerah-daerah yang masih terisolasi. Selain itu, peningkatan fasilitas mitra dan sinergi antar pemangku kepentingan akan menjadi kunci sukses agar program JKN dapat beroperasi secara efisien dan tepat sasaran.
Dengan beragam inovasi dan upaya kolaboratif, BPJS Kesehatan telah menempatkan diri sebagai pilar utama dalam sistem kesehatan nasional, menjawab tantangan akses kesehatan di Indonesia yang luas dan beragam. Perjalanan menuju sistem jaminan kesehatan yang inklusif dan merata terus berlangsung, membawa harapan bagi jutaan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.