Kemenkes Ingatkan Waspadai Penyakit Musim Peralihan, DBD Jadi Ancaman Utama

Kamis, 10 Juli 2025 | 09:02:38 WIB
Kemenkes Ingatkan Waspadai Penyakit Musim Peralihan, DBD Jadi Ancaman Utama

JAKARTA - Musim peralihan sering kali membawa perubahan cuaca yang drastis dan tidak menentu. Peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, atau sebaliknya, menciptakan kondisi lingkungan yang ideal bagi berbagai penyakit menular untuk berkembang dan menyebar. Dalam situasi seperti ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan peringatan serius kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi risiko kesehatan yang meningkat, terutama penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan penyakit lain yang berkaitan dengan vektor.

Perubahan Cuaca dan Dampaknya pada Penyakit Musim Peralihan

Pada masa transisi musim, suhu udara yang tinggi disertai dengan curah hujan yang mulai meningkat menciptakan lingkungan yang subur untuk perkembangan berbagai vektor penyakit. Salah satu vektor yang paling berbahaya adalah nyamuk Aedes aegypti yang menjadi penyebab utama penyakit DBD.

Nyamuk ini berkembang biak di genangan air bersih yang sering ditemukan di sekitar rumah, seperti di dalam bak mandi, drum penampungan air, dan tempat-tempat lain yang bisa menampung air hujan. Genangan air tersebut memberikan habitat sempurna bagi larva nyamuk untuk tumbuh dan berkembang hingga menjadi nyamuk dewasa yang bisa menularkan virus dengue kepada manusia.

Fenomena ini membuat kasus DBD biasanya meningkat selama musim peralihan. Karena itu, Kemenkes menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat untuk mencegah berkembangnya nyamuk ini.

Upaya Pencegahan dari Kemenkes: Fokus pada 3M Plus

Kemenkes mengingatkan bahwa langkah paling efektif untuk mencegah DBD adalah melalui gerakan 3M plus, yaitu menguras, menyikat, dan menutup tempat penampungan air secara rapat.

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, masyarakat harus secara rutin membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. "Imbauannya agar masyarakat lakukan 3M plus seperti menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi dan drum. Kemudian menutup rapat-rapat tempat penyimpanan air," ujar Aji.

Selain itu, upaya pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah mendaur ulang atau memanfaatkan kembali barang bekas yang dapat menampung air. Barang-barang bekas tersebut, jika dibiarkan, bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang berbahaya.

Penggunaan alat pelindung diri seperti kelambu saat tidur dan lotion anti nyamuk juga sangat dianjurkan. Kemenkes juga menyarankan penggunaan larvasida dan menabur bubuk abate di tempat-tempat yang sulit dijangkau untuk membasmi larva nyamuk.

Ancaman Penyakit Lain Selama Musim Peralihan

Selain DBD, Kemenkes juga mengingatkan risiko penyakit lain yang dapat muncul akibat kondisi lingkungan saat musim peralihan, terutama yang berkaitan dengan vektor tikus, seperti leptospirosis dan hantavirus.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasanya ditularkan melalui kontak langsung dengan urin tikus atau air yang terkontaminasi oleh urin tikus, terutama di area genangan air dan banjir.

Oleh karena itu, Kemenkes mengimbau agar masyarakat menghindari kontak langsung dengan genangan air, terutama saat terjadi banjir, dan melakukan upaya pengendalian tikus di lingkungan sekitar.

"Cegah atau basmi tikus agar tidak masuk ke rumah dan gunakan alat pelindung diri seperti masker, alas kaki tertutup, dan sarung tangan saat aktivitas di genangan air," jelas Aji.

Langkah-langkah tersebut penting untuk mencegah penularan penyakit yang berbahaya dan sering kali kurang diperhatikan oleh masyarakat.

Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Kemenkes menekankan bahwa selain melakukan tindakan spesifik terhadap vektor nyamuk dan tikus, masyarakat harus selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

PHBS mencakup kebiasaan sederhana yang memiliki dampak besar dalam mencegah penyakit, seperti mencuci tangan dan kaki dengan sabun setelah beraktivitas, menjaga kebersihan lingkungan, serta mengelola sampah dengan baik agar tidak menjadi tempat berkembang biak vektor penyakit.

Kebersihan lingkungan juga harus dijaga, terutama di sekitar rumah dan pemukiman. Sampah yang menumpuk dan tidak dikelola dengan benar dapat menjadi tempat bertelur nyamuk dan sarang tikus.

Jika seseorang mengalami gejala-gejala yang mengarah pada penyakit DBD, leptospirosis, atau penyakit lain yang berpotensi meningkat pada musim peralihan, Kemenkes menganjurkan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Kewaspadaan dan Kerjasama Masyarakat

Musim peralihan memang rentan memicu peningkatan kasus berbagai penyakit, terutama DBD yang menjadi ancaman utama. Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, nyamuk dan vektor lain mendapatkan peluang berkembang biak dan menyebarkan penyakit.

Kemenkes telah memberikan berbagai panduan yang harus dipatuhi oleh masyarakat, mulai dari pencegahan dengan 3M plus, penggunaan alat pelindung, hingga menjaga kebersihan lingkungan melalui PHBS. Masyarakat juga harus waspada terhadap penyakit lain seperti leptospirosis yang ditularkan melalui tikus.

Kerjasama aktif masyarakat dalam menjalankan langkah-langkah pencegahan ini sangat diperlukan untuk mengurangi risiko wabah penyakit selama musim peralihan. Kewaspadaan, kebersihan, dan tindakan tepat dapat membantu menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah munculnya kasus-kasus penyakit yang tidak diinginkan.

Terkini