Anies Baswedan Tegaskan Teknologi Tak Gantikan Peran Pengajar

Kamis, 10 Juli 2025 | 09:15:34 WIB
Anies Baswedan Tegaskan Teknologi Tak Gantikan Peran Pengajar

JAKARTA - Di tengah kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat, muncul pertanyaan apakah teknologi dapat menggantikan peran pengajar di dunia pendidikan. Tokoh nasional Anies Rasyid Baswedan menegaskan bahwa meskipun AI memiliki peran penting sebagai alat bantu, teknologi tidak akan mampu menggantikan eksistensi dosen dan guru secara utuh.

Teknologi Sebagai Pemantik, Bukan Pengganti Pengajar

Dalam sebuah forum akademik di Universitas Islam Bandung, Anies Baswedan menyampaikan bahwa keberadaan AI lebih berfungsi sebagai pemantik dan pemandu, bukan pengganti pengajar. AI dapat membantu proses belajar mengajar dengan berbagai fitur canggih, tetapi sentuhan manusia dan interaksi personal tetap menjadi unsur yang tak tergantikan.

“Keberadaan artificial intelligence (AI) tidak akan bisa menggantikan keberadaan dosen. Karena AI atau kecerdasan buatan tersebut sifatnya hanya pemantik dan pemandu saja,” ujarnya.

Tantangan Pendidikan di Era Perubahan Cepat

Anies mengingatkan bahwa saat ini kita hidup di era abad 21, di mana perubahan terjadi dengan kecepatan luar biasa. Institusi pendidikan menghadapi tantangan besar untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ini, baik dalam aspek kurikulum, metode pengajaran, maupun manajemen administrasi.

“Di abad ini terjadi perubahan yang kecepatannya sangat luar biasa. Tantangan kita di institusi pendidikan adalah bagaimana kita bisa mengikuti perubahan kecepatan itu,” jelas Anies. Namun, di sisi lain, tuntutan administratif dan birokrasi menyita waktu yang seharusnya digunakan untuk proses belajar mengajar.

Pentingnya Menjadi Pembelajar Seumur Hidup

Dalam menghadapi era yang terus berubah ini, Anies menegaskan pentingnya sikap pembelajar (learner) bagi para pengajar. Namun, menjadi pembelajar tidak hanya soal terus belajar hal baru, melainkan juga kemampuan “unlearning” atau melepaskan pengetahuan lama yang sudah tidak relevan.

“Kita memiliki tanggung jawab sebagai learner. Untuk menjadi pembelajar tidak terlalu rumit ketika diartikan sebagai belajar sesuatu yang baru. Tapi learner menjadi rumit ketika diartikan sebagai unlearning,” terang Anies.

Unlearning, Tantangan Bagi Pengajar

Unlearning, menurut Anies, adalah proses yang menuntut lebih dari sekadar pikiran; tetapi juga hati. Pengajar harus siap melepaskan metode, pengetahuan, dan kebiasaan lama yang mungkin sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pendidikan masa kini.

“Unlearning itu artinya kita mengakui dan itu tantangan tersendiri,” tambah Anies. Proses ini menjadi ujian bagi pengajar agar tetap relevan dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Dosen yang Bisa dan Tidak Bisa Digantikan Teknologi

Dalam kesempatan tersebut, Anies mengajukan pertanyaan reflektif kepada para dosen: apakah dosen bisa digantikan teknologi? Jawaban ini tidak mutlak, tergantung pada kesiapan dan sikap dosen sendiri.

“Kalau pertanyaan diubah, dosen seperti apa yang bisa digantikan oleh teknologi? Kita harus menjadi yang mana? Dosen yang bisa digantikan teknologi atau dosen yang tidak bisa digantikan oleh teknologi?” tanyanya.

Pembaruan dan Inovasi Kunci Keberlanjutan Pengajar

Menurut Anies, dosen yang tidak pernah memperbarui materi pengajaran atau metode selama bertahun-tahun cenderung mudah tergantikan teknologi. Sebaliknya, dosen yang terus membawa inovasi, inspirasi, dan kebaruan dalam proses belajar mengajarnya akan tetap menjadi sosok yang tidak tergantikan.

“Jika MS Power Point kita tidak pernah berubah dalam 10 tahun atau catatan kita tidak ada yang berubah, itu artinya dosen bisa digantikan teknologi,” paparnya. Namun, “bila kita selalu memperbarui dan selalu membawa kebaruan, maka teknologi apapun tidak akan bisa menggantikan dosen.”

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan memang membuka banyak peluang dalam pendidikan, tetapi peran pengajar tetap krusial. Sentuhan manusia, kreativitas, dan kemampuan adaptasi menjadi faktor utama yang membuat dosen dan guru tetap relevan di era digital.

Anies Baswedan menegaskan bahwa pengajar harus menjadi pembelajar seumur hidup, tidak hanya belajar tetapi juga berani melepaskan hal lama yang tidak relevan. Dengan sikap ini, teknologi akan menjadi alat bantu yang memperkuat peran pengajar, bukan pengganti.

Terkini

Mahasiswa Mandiri Finansial Sukses Lewat Freelance

Selasa, 19 Agustus 2025 | 12:51:58 WIB

Peluang Duel Chimaev Lawan Makhachev di UFC

Selasa, 19 Agustus 2025 | 15:45:46 WIB

Wingko Babat Hidupkan Kuliner Tradisional Palembang

Selasa, 19 Agustus 2025 | 15:50:12 WIB

Pendidikan Inklusif Perkuat Anak Hadapi Global

Selasa, 19 Agustus 2025 | 15:54:50 WIB

Arsenal Tunjukkan Taktik Jitu Hadapi Manchester United

Selasa, 19 Agustus 2025 | 16:00:47 WIB