Gapasdap Siagakan Puluhan Kapal Penyeberangan Antisipasi Dampak Letusan Gunung Lewotobi

Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:57:34 WIB
Gapasdap Siagakan Puluhan Kapal Penyeberangan Antisipasi Dampak Letusan Gunung Lewotobi

JAKARTA - Dalam upaya mengantisipasi dampak dari aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki, Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) mengambil langkah cepat dengan menyiagakan puluhan kapal penyeberangan di sejumlah lintasan strategis. Langkah ini diambil untuk memastikan kelancaran mobilitas masyarakat, distribusi logistik, dan mendukung aktivitas pariwisata di tengah potensi gangguan transportasi udara akibat letusan gunung tersebut.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Gapasdap, Khoiri Soetomo, menegaskan bahwa penyiagaan armada penyeberangan dilakukan sebagai respon cepat terhadap situasi darurat yang sedang berkembang. Menurutnya, salah satu prioritas utama adalah menjaga konektivitas wilayah, terlebih di tengah momentum libur sekolah yang biasanya diiringi lonjakan pergerakan masyarakat.

54 Kapal Disiagakan di Ketapang-Gilimanuk, Rute Vital Dijaga Ketat

Adapun jumlah armada yang disiapkan Gapasdap cukup signifikan. Untuk rute Ketapang-Gilimanuk, yang merupakan jalur vital penghubung Pulau Jawa dan Bali, disiagakan sebanyak 54 kapal. Sementara itu, rute Padangbai-Lembar akan dilayani oleh 26 kapal, lintasan Kayangan-Pototano oleh 28 kapal, dan rute Sape-Labuan Bajo oleh 2 kapal.

"Selain itu, kapal-kapal di lintasan lain tetap beroperasi sesuai jadwal, menjaga agar konektivitas di seluruh wilayah tetap terjaga," ujar Khoiri pada Sabtu, 21 Juni 2025.

Rencana kontinjensi ini dibuat seiring dengan kemungkinan terhambatnya moda transportasi udara akibat penyebaran abu vulkanik dari Gunung Lewotobi. Letusan gunung api memang kerap mengganggu keselamatan penerbangan karena mengandung partikel yang berbahaya bagi mesin pesawat.

Alternatif Transportasi untuk Masyarakat Terdampak

Khoiri juga menyampaikan bahwa kapal penyeberangan kini menjadi alternatif utama bagi masyarakat yang perjalanannya terganggu akibat penutupan bandara atau pembatalan penerbangan.

"Bagi masyarakat yang terdampak gangguan transportasi udara, kapal penyeberangan bisa menjadi pilihan perjalanan yang aman dan nyaman," kata Khoiri.

Untuk memudahkan akses layanan, Gapasdap mengarahkan masyarakat agar melakukan pemesanan tiket secara daring melalui aplikasi Ferizy, sebuah platform digital milik PT ASDP Indonesia Ferry. Namun demikian, bagi pelabuhan yang belum terintegrasi secara digital, pembelian tiket tetap dapat dilakukan secara langsung di loket.

Armada Penuhi Standar Keselamatan

Dalam situasi darurat seperti ini, keselamatan pelayaran menjadi aspek utama yang tak bisa ditawar. Khoiri memastikan bahwa seluruh armada penyeberangan yang beroperasi telah memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan oleh otoritas pelayaran nasional.

"Semua kapal yang kami operasikan tunduk pada aturan minimum pelayanan dan telah menjalani pemeriksaan keselamatan secara berkala," tegasnya.

Koordinasi Intensif dengan Pemerintah Daerah dan Instansi Terkait

Sebagai bagian dari langkah mitigasi risiko dan penanganan darurat, Gapasdap juga menjalin koordinasi intensif dengan berbagai pihak, termasuk operator pelabuhan, pemerintah daerah, dan instansi yang bertanggung jawab terhadap keselamatan pelayaran.

“Koordinasi ini penting untuk menjamin bahwa operasional kapal tidak hanya berjalan lancar, tetapi juga tetap mengedepankan kenyamanan dan keselamatan pengguna jasa selama masa darurat berlangsung,” ujar Khoiri.

Pentingnya sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam kondisi krisis menjadi semakin nyata. Dalam hal ini, Gapasdap berperan strategis sebagai mitra operasional yang mendukung pemerintah menjaga stabilitas layanan transportasi publik, terutama di kawasan-kawasan yang terdampak bencana alam.

Pariwisata Tetap Didukung Meski Terdampak Letusan

Selain mobilitas masyarakat dan logistik, sektor pariwisata juga menjadi perhatian utama. Letusan Gunung Lewotobi dapat memengaruhi arus kunjungan wisatawan, khususnya ke destinasi populer di Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, dan sekitarnya. Dengan tetap beroperasinya jalur penyeberangan, diharapkan wisatawan masih dapat mengakses berbagai destinasi melalui jalur laut.

“Gapasdap berkomitmen untuk tetap mendukung sektor pariwisata yang sangat terdampak oleh kondisi ini. Penyeberangan laut adalah salah satu jalur vital agar wisatawan tetap dapat mencapai tujuan mereka,” ucap Khoiri.

Bandara Sudah Kembali Beroperasi, Tapi Waspada Tetap Dijaga

Meskipun penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dilaporkan telah kembali beroperasi normal setelah sempat terganggu akibat erupsi Gunung Lewotobi, Gapasdap tetap menyiagakan kapal penyeberangan untuk mengantisipasi jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik susulan.

Dengan kesiapan penuh dan protokol darurat yang dijalankan secara optimal, Gapasdap menunjukkan peran vitalnya dalam sistem transportasi nasional. Penyeberangan laut bukan hanya sebagai pelengkap, melainkan tulang punggung yang bisa diandalkan saat jalur udara lumpuh akibat bencana alam.

Langkah Gapasdap dalam menyiagakan puluhan kapal penyeberangan ini menjadi bukti nyata kesiapan sektor transportasi laut menghadapi kondisi darurat bencana alam. Dengan dukungan armada yang memadai, koordinasi yang baik dengan instansi terkait, serta layanan yang mudah diakses masyarakat, transportasi penyeberangan diharapkan dapat menjadi tulang punggung sementara selama moda udara terganggu.

"Tujuan kami adalah memastikan bahwa masyarakat tetap bisa melakukan mobilitas dengan aman dan nyaman, serta distribusi logistik tidak terhambat. Ini bagian dari tanggung jawab kami dalam mendukung negara menghadapi kondisi darurat," pungkas Khoiri.

Terkini