JAKARTA - Industri asuransi di Indonesia menunjukkan angka yang menggembirakan pada awal tahun 2025, dengan total aset yang tercatat mencapai Rp1.146,47 triliun per Januari 2025. Angka ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,14 persen dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp1.122,43 triliun. Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa sektor asuransi Indonesia tetap solid meskipun tantangan ekonomi global yang terus berlanjut.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, mengungkapkan bahwa sektor perasuransian terus menunjukkan tren positif dengan capaian aset yang cukup signifikan. Dalam laporannya yang disampaikan di Jakarta pada Selasa sore (4/3), Ogi mengungkapkan rincian kinerja sektor asuransi pada Januari 2025, dengan sejumlah sektor mencatatkan angka yang menggembirakan meskipun ada penurunan pada pendapatan premi beberapa jenis asuransi.
Pertumbuhan Aset Sektor Asuransi Komersil
Dari sektor asuransi komersil, total aset yang tercatat pada Januari 2025 mencapai Rp925,91 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 2,53 persen. “Industri asuransi komersial menunjukkan kinerja yang cukup baik meskipun ada sedikit penurunan pada pendapatan premi,” ujar Ogi. Ia menambahkan bahwa pendapatan premi dari sektor asuransi komersil tercatat sebesar Rp34,76 triliun pada Januari 2025, meskipun mengalami penurunan 4,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dalam rincian lebih lanjut, Ogi menjelaskan bahwa asuransi jiwa menjadi sektor yang paling menonjol dengan pendapatan premi yang tumbuh 10,39 persen yoy menjadi Rp19,14 triliun. Hal ini menunjukkan meningkatnya minat masyarakat untuk mendapatkan perlindungan melalui produk asuransi jiwa, yang juga diharapkan mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi pemegang polis.
Namun, di sisi lain, asuransi umum dan reasuransi mengalami kontraksi yang signifikan, dengan pendapatan premi tercatat 17,40 persen lebih rendah yoy, mencapai Rp15,62 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih dan dampak dari bencana alam yang dapat mempengaruhi permintaan produk asuransi di sektor ini.
Meskipun adanya penurunan pada sektor asuransi umum dan reasuransi, Ogi menegaskan bahwa sektor permodalan industri asuransi komersil masih berada dalam kondisi yang solid. Ia menyebutkan bahwa Risk Based Capital (RBC) untuk industri asuransi jiwa tercatat sebesar 448,18 persen, sementara untuk asuransi umum dan reasuransi sebesar 317,77 persen, jauh di atas ambang batas minimum sebesar 120 persen yang ditetapkan oleh OJK.
Kinerja Sektor Asuransi Nonkomersil dan Dana Pensiun
Selain sektor asuransi komersil, sektor asuransi nonkomersil yang terdiri dari BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, serta program asuransi untuk ASN, TNI, dan Polri juga mencatatkan hasil yang positif. Aset sektor ini tercatat tumbuh 0,55 persen yoy, dengan total aset yang mencapai Rp220,56 triliun. Meskipun pertumbuhannya terbilang moderat, sektor ini tetap menjadi bagian penting dalam memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat Indonesia, terutama di sektor kesehatan dan ketenagakerjaan.
Sementara itu, industri dana pensiun menunjukkan angka yang cukup menggembirakan dengan total aset yang mencapai Rp1.516,20 triliun pada Januari 2025. Aset sektor ini tercatat tumbuh 7,26 persen yoy, menunjukkan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan dana pensiun mereka.
Untuk program pensiun sukarela, total aset tercatat mencapai Rp383,11 triliun, dengan pertumbuhan 3,47 persen yoy. Sedangkan untuk program pensiun wajib yang meliputi jaminan hari tua, jaminan pensiun BPJS Ketenagakerjaan, serta tabungan hari tua untuk ASN, TNI, dan Polri, total aset tercatat sebesar Rp1.133,09 triliun, dengan pertumbuhan yang signifikan yaitu 8,60 persen yoy.
Penurunan Sektor Perusahaan Penjaminan
Namun, tidak semua sektor mencatatkan pertumbuhan positif. Perusahaan penjaminan tercatat mengalami sedikit penurunan pada Januari 2025. Nilai aset sektor ini mengalami kontraksi sebesar 0,12 persen yoy, dengan total aset yang tercatat sebesar Rp46,59 triliun. Meskipun terjadi penurunan, sektor penjaminan tetap berperan penting dalam memberikan jaminan atas risiko yang ditanggung oleh nasabah, terutama dalam sektor kredit dan pinjaman.
Kinerja Positif, Namun Tantangan Masih Ada
Ogi Prastomiyono mengakui bahwa meskipun industri asuransi Indonesia mencatatkan kinerja yang solid pada awal tahun 2025, sektor ini masih menghadapi berbagai tantangan, baik dari faktor eksternal maupun internal. “Kami melihat kinerja yang positif di sebagian besar sektor, namun tentu saja tantangan tetap ada, terutama dalam menghadapi perubahan iklim ekonomi yang terus berubah. Kami berharap bahwa dengan menjaga stabilitas dan pengawasan yang ketat, industri asuransi Indonesia dapat terus tumbuh dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat,” tambah Ogi.
Industri asuransi di Indonesia, yang telah menunjukkan pertumbuhan positif dalam beberapa tahun terakhir, juga berperan besar dalam stabilitas ekonomi negara. Melalui kontribusi sektor asuransi yang semakin berkembang, baik dalam bentuk perlindungan jiwa, kesehatan, maupun dana pensiun, diharapkan masyarakat dapat lebih terlindungi dalam menghadapi berbagai risiko kehidupan.
Industri asuransi Indonesia di awal tahun 2025 menunjukkan kinerja yang solid meskipun menghadapi tantangan. Dengan total aset mencapai Rp1.146,47 triliun, sektor ini tumbuh 2,14 persen yoy. Asuransi jiwa dan dana pensiun menjadi sektor yang paling menonjol, sementara asuransi umum dan reasuransi mengalami penurunan yang signifikan. Meskipun begitu, OJK tetap optimistis bahwa industri asuransi Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi penting dalam perekonomian nasional.