JAKARTA - Dalam rangka mendukung kebijakan nasional untuk meningkatkan mobilitas masyarakat selama periode Lebaran, dua maskapai penerbangan terkemuka, Garuda Indonesia dan Citilink, mengumumkan penurunan harga tiket pesawat domestik. Langkah ini dilakukan sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto untuk memudahkan masyarakat pulang kampung di momen yang sangat dinantikan tersebut.
Kebijakan penurunan harga tiket ini akan berlaku untuk pembelian yang dilakukan mulai 1 Maret hingga 7 April 2025, dengan jadwal perjalanan dari 24 Maret hingga 7 April 2025. Pengurangan harga ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kenyamanan dan aksesibilitas transportasi udara di Indonesia selama musim mudik.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, menekankan pentingnya momen Lebaran bagi masyarakat Indonesia. "Kami memahami bahwa momen hari raya merupakan waktu yang telah dinantikan oleh sebagian besar masyarakat untuk bertemu dan bersilaturahmi kepada keluarga dan kerabat. Oleh karenanya, layanan transportasi udara dengan harga terjangkau di periode peak season tentunya menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat dalam merencanakan perjalanan mudik ke kampung halaman," ujar Wamildan, Rabu (5/3/2025).
Penurunan harga ini bukan terjadi secara tiba-tiba. Pemerintah telah mengambil berbagai langkah strategis untuk memastikan harga tiket yang lebih rendah dapat terwujud tanpa mengorbankan kualitas layanan. Rata-rata, harga tiket pesawat mengalami penurunan hingga 14,5%, didorong oleh berbagai insentif yang telah disepakati. Insentif ini termasuk pengurangan fuel surcharge, penyesuaian tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U dan PJP4U), serta insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 6% dari pemerintah.
Implementasi kebijakan ini memerlukan kerja sama yang baik antara pemerintah, kementerian terkait, serta mitra BUMN. Garuda Indonesia secara khusus mengapresiasi dukungan dari semua pihak dalam mewujudkan kebijakan ini. Sinergi yang terjalin diharapkan tidak hanya membantu masyarakat dalam mudik, tetapi juga berdampak positif terhadap pertumbuhan industri penerbangan di tanah air.
Maskapai ini juga optimistis bahwa dengan penurunan harga tiket, akan terjadi peningkatan jumlah penumpang yang signifikan selama periode Lebaran. Pertumbuhan ini tentunya memberikan dampak positif pada peningkatan pendapatan perusahaan di saat yang bersamaan. Dengan memanfaatkan momen ini, Garuda Indonesia dan Citilink dapat memperluas basis pelanggan mereka dan meningkatkan loyalitas penumpang melalui layanan yang lebih terjangkau dan memadai.
Dihadapkan pada tantangan ekonomi global, strategi penurunan harga tiket pesawat ini dinilai sebagai langkah berani dan tepat. Selain memberikan kenyamanan kepada penumpang, langkah ini juga menjadi bagian dari upaya lebih luas untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan industri penerbangan Indonesia. Maskapai berharap dengan adanya kebijakan ini, masyarakat dapat menikmati momen mudik dengan lebih tenang dan bahagia, tanpa harus khawatir akan beban biaya perjalanan yang tinggi.
Kesuksesan dari penerapan kebijakan ini akan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan dari kolaborasi multi-sektoral antara pemerintah dan industri penerbangan, sekaligus menunjukkan komitmen kuat untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Melalui kebijakan ini, Garuda Indonesia dan Citilink tidak hanya sekadar menyediakan transportasi udara, tetapi juga memperkuat perannya sebagai fasilitator yang memungkinkan masyarakat untuk tetap terhubung dengan keluarga dan merayakan momen penting.
Sebagai penutup, momentum Lebaran ini diharapkan mampu menjadi titik balik bagi industri penerbangan domestik di Indonesia. Dengan segala tantangan yang ada, baik Garuda Indonesia maupun Citilink berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik dan menjadi mitra perjalanan yang profesional bagi masyarakat Indonesia. Kebijakan penurunan harga tiket ini hanyalah awal dari rangkaian inovasi yang akan terus dikembangkan untuk memenuhi permintaan penumpang di masa depan.