Ekspor Listrik ke Singapura: Potensi Devisa bagi Indonesia dan Dampaknya pada Transisi Energi Nasional

Kamis, 06 Maret 2025 | 08:15:20 WIB
Ekspor Listrik ke Singapura: Potensi Devisa bagi Indonesia dan Dampaknya pada Transisi Energi Nasional

JAKARTA - Indonesia tengah merencanakan langkah strategis untuk mengekspor listrik energi terbarukan ke Singapura, sebuah inisiatif yang diproyeksikan dapat memberikan tambahan devisa yang signifikan bagi negara. Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) memperkirakan langkah ini berpotensi menghasilkan devisa hingga US$ 4,2 miliar per tahun, memberikan dampak positif yang luas bagi perekonomian nasional dan transisi energi yang lebih hijau.

Aspek Finansial: Devisa dan Pajak Penghasilan

Ekspor listrik ke Singapura ini tidak hanya akan memperkuat posisi devisa Indonesia, tetapi juga akan meningkatkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) sebesar US$ 210 juta hingga US$ 600 juta per tahun. Peningkatan ini diharapkan dapat mendukung pembiayaan proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia serta mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Rencana ekspor listrik ke Singapura ini akan menghasilkan tambahan devisa dan Pajak Penghasilan yang signifikan, yang pada akhirnya dapat membantu Indonesia membiayai proyek-proyek energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, dengan membebankan pembiayaan listrik energi terbarukan ke Singapura, hal ini dapat meringankan beban APBN," ungkap Analis Keuangan Energi IEEFA.

Laporan IEEFA: Potensi Keuntungan dan Tantangan

Laporan terbaru IEEFA berjudul “Maximizing Reciprocal Benefit from Indonesia’s Green Electricity Export to Singapore" menyajikan hitungan potensial devisa dan PPh dengan asumsi volume ekspor listrik sebesar 3,4 gigawatt (GW) dengan tarif yang disepakati sekitar 14 sen hingga 20 sen dolar AS per kilowatt hour (kWh). Laporan ini menekankan pentingnya menetapkan kuota dan tarif listrik khusus untuk memastikan manfaat ekonomi tersebut dapat terwujud.

Sebagai langkah meningkatkan pendapatan negara, Indonesia juga dapat menerapkan royalti untuk setiap kWh listrik yang diekspor, sebagaimana disarankan oleh Mutya. "Penerapan royalti ini dapat menjadi salah satu jalan untuk memperbesar pendapatan negara," lanjutnya.

Dampak bagi Manufaktur dan Energi Terbarukan

Pembangunan infrastruktur pendukung ekspor listrik ini diramalkan akan menguatkan kapasitas manufaktur dan rantai pasok industri energi terbarukan di Indonesia. Saat ini, pertumbuhan kapasitas energi terbarukan masih kurang memadai, dengan hanya mencapai bilangan ratusan megawatt (MW). Hal ini dianggap belum optimal untuk mendukung industri manufaktur skala besar.

Target ekspor listrik sebesar 2 GW memerlukan pasokan panel surya mencapai 11 gigawatt peak (GWp) dan baterai penyimpanan energi (BESS) sebesar 21 gigawatt hour (GWh). Permintaan signifikan untuk komponen-komponen ini dapat mendorong berkembangnya industri manufaktur dalam negeri.

Strategi Implementasi

Untuk memuluskan rencana ini, pemerintah Indonesia perlu melakukan upaya strategis dalam menetapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung ekspor listrik ke Singapura. Penetapan kuota ekspor dan pembahasan tarif listrik yang tepat harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan bahwa hasil finansial dapat dioptimalkan.

Selain itu, koordinasi lintas sektoral antara pemerintah, lembaga keuangan, dan industri energi terbarukan perlu diperkuat. Dengan kerja sama yang solid, potensi kendala seperti masalah logistik dan regulatory compliance dapat diminimalisir.

Tantangan dan Peluang di Tengah Transisi Energi

Meskipun terdapat banyak keuntungan dari ekspor listrik ini, tantangan dalam proses transisi energi tidak bisa diabaikan. Indonesia harus memastikan bahwa proyek-proyek energi terbarukannya dapat berjalan beriringan dengan kebijakan ekspor, sehingga posisi dalam mencapai Net Zero Emission dapat tetap terjaga.

Namun di sisi lain, langkah ini juga membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menegaskan posisi sebagai pemain kunci dalam pasar energi terbarukan Asia Tenggara. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan teknologi yang tepat, Indonesia dapat memimpin dalam transisi energi regional.

Terkini

Vivo X200 Pro 2025, Desain Mewah dengan Performa Tangguh

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:25 WIB

Infinix HOT 60 Pro Plus Hadir dengan Inovasi Besar

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:24 WIB

Poco F7 Pro Hadir dengan Spesifikasi Lengkap dan Modern

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:22 WIB

Harga Terjangkau, Tecno Spark 40 Hadir dengan Fitur Lengkap

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:21 WIB

Lima Keunggulan Realme P3 5G, Smartphone Gaming Rp3 Jutaan

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:19 WIB