JAKARTA - Nama Muhammad Haniv kembali menjadi sorotan publik setelah dugaan keterlibatannya dalam kasus gratifikasi mencuat. Mantan pejabat pajak ini diduga menggunakan uang hasil gratifikasi untuk membiayai acara fashion show anaknya, Feby Paramita. Informasi ini disampaikan oleh Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Asep Guntur Rahayu yang mengungkapkan bahwa Haniv menerima gratifikasi sebesar Rp 804 juta. Uang tersebut kemudian dialirkan ke acara fashion show yang diberi nama Pour Homme by Feby Haniv.
Detik-Detik Dugaan Gratifikasi Terjadi
Menurut Asep, kasus ini berakar pada tahun 2016 ketika Haniv masih menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Khusus. Pada saat itu, Haniv diduga memanfaatkan posisinya untuk kepentingan pribadi serta usaha anaknya. Dengan cara mempengaruhi pihak-pihak tertentu, Haniv dikatakan telah meminta sponsorship melalui email untuk mendukung acara fashion show tersebut. Proposal yang diajukan bahkan mencantumkan rekening BRI serta nomor telepon Feby Paramita, menguatkan dugaan tersebut.
"Dalam kasus ini, Muhammad Haniv diduga keras menyalahgunakan wewenangnya demi kepentingan pribadi yang melibatkan keluarganya," ujar Asep Guntur Rahayu. Keberanian Haniv memanfaatkan posisinya untuk hal-hal di luar tanggung jawab jabatannya jelas menggambarkan bagaimana integritas seorang pejabat bisa dipertaruhkan untuk kepentingan pribadi.
Siapa Sebenarnya Muhammad Haniv?
Muhammad Haniv lahir pada 1 Januari 1970 dan namanya sudah tidak asing lagi di dunia perpajakan Indonesia. Sebagai mantan Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, Haniv pernah memegang sejumlah jabatan strategis yang menunjukkan kiprahnya dalam bidang perpajakan. Namun, akhir dari karier cemerlangnya datang sejak ia dinyatakan nonaktif pada 18 Januari 2019.
Sejak ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi, Haniv sudah dicekal untuk bepergian ke luar negeri. Pencekalan ini dimulai pada 19 Februari 2025, memastikan Haniv tetap berada dalam negeri untuk menghadapi segala konsekuensi hukum yang menantinya.
Kiprah dan Kontroversi di Dunia Perpajakan
Dalam dunia perpajakan, Haniv dikenal sebagai sosok yang cukup berpengalaman dan pernah dipercaya memegang jabatan-jabatan penting. Malangnya, nama baiknya kini diwarnai oleh kasus ini yang memengaruhi reputasinya secara signifikan.
Gratifikasi adalah isu serius di lembaga-lembaga pemerintahan karena dapat memberikan dampak buruk, baik dalam hal kepercayaan publik maupun efisiensi pemerintahan. Kasus ini tak hanya mencoreng citra Haniv sebagai individu, namun juga menciptakan bayangan hitam di lembaga perpajakan yang seharusnya menjadi contoh keteladanan dalam hal integritas dan transparansi.
Langkah Hukum dan Tanggapan Publik
KPK terus bekerja untuk mengusut tuntas kasus ini, dan jika terbukti bersalah, Haniv dapat menghadapi konsekuensi hukum yang berat. Masyarakat diharapkan untuk tetap mengawasi perkembangan kasus ini sebagai bagian dari upaya transparansi dan akuntabilitas di sektor publik.
Kontroversi ini juga memicu diskusi yang lebih luas tentang etika pejabat publik dan pentingnya pengawasan yang ketat dalam lembaga-lembaga pemerintahan. "Adanya kasus ini menunjukkan bahwa kita masih perlu berbenah dalam hal pengawasan internal,” tambah Asep.
Dengan perhatian media dan publik yang tertuju pada kasus ini, langkah demi langkah proses hukum akan terus diawasi. Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran bagi para pejabat lain untuk tidak tergoda menyalahgunakan jabatan mereka demi kepentingan pribadi.
Masa Depan Muhammad Haniv dan Pelajaran bagi Lainnya
Perjalanan karier Muhammad Haniv yang dulu gemilang kini harus berhadapan dengan hukum. Bagi Haniv, kasus ini tentu menjadi bab yang kelam dalam hidupnya. Namun, ini juga menjadi momentum bagi instansi pajak dan pemerintahan secara keseluruhan untuk kembali menegakkan prinsip-prinsip yang mereka anut.
Kasus Muhammad Haniv adalah peringatan bagi semua pihak yang terlibat dalam pemerintahan untuk menjaga integritasnya. Penting bagi mereka untuk tidak hanya menegakkan hukum tetapi juga menentang budaya yang memungkinkan tindakan seperti ini terjadi. Masa depan Haniv kini berada di tangan penegak hukum, dan publik menantikan bagaimana keadilan akan ditegakkan dalam kasus ini.
Dengan segala perhatian yang diberikan terhadap kasus ini, diharapkan ada perbaikan sistemik yang signifikan, mencegah peristiwa serupa di masa mendatang dan membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap instansi pemerintah.