Belanja Online Makin Populer di Seluruh Dunia

Rabu, 13 Agustus 2025 | 16:35:06 WIB
Belanja Online Makin Populer di Seluruh Dunia

JAKARTA - Tren belanja daring terus meningkat pesat di berbagai belahan dunia. Dari segi penetrasi e-commerce, sejumlah negara menunjukkan kecenderungan warganya lebih memilih belanja online dibandingkan mengunjungi toko fisik. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi, tetapi juga perubahan perilaku konsumen global yang semakin nyaman memanfaatkan platform digital.

Amerika Serikat menjadi negara dengan tingkat belanja daring tertinggi di dunia, mencatat 33,7 persen dari total belanja ritel dilakukan secara online. Tiongkok berada tepat di belakangnya dengan 31,2 persen, mencerminkan ekosistem e-commerce yang terintegrasi, mulai dari infrastruktur logistik hingga sistem pembayaran digital yang sudah mapan di kedua pasar raksasa tersebut.

Persentase ini hampir dua kali lipat dari yang dilaporkan banyak negara maju lainnya. Dominasi AS dan Tiongkok dalam kebiasaan belanja digital tidak lepas dari kombinasi penetrasi internet yang tinggi, kebiasaan konsumen yang semakin nyaman bertransaksi online, serta dukungan platform e-commerce besar seperti Amazon, eBay, dan Walmart di AS, serta Alibaba, JD.com, dan Pinduoduo di Tiongkok.

Rata-Rata Global Masih Rendah

Secara global, tingkat belanja online rata-rata berada di 17,3 persen, menandakan sebagian besar negara masih bergantung pada ritel konvensional. Di pasar besar seperti Uni Eropa dan sebagian wilayah Asia, penetrasi belanja daring umumnya berkisar 10–25 persen. Meski menunjukkan adanya peningkatan adopsi digital, angka tersebut belum cukup untuk menjadikannya perilaku belanja universal.

Menurut pengamat industri, rendahnya angka ini di beberapa wilayah dipengaruhi oleh faktor seperti preferensi berbelanja langsung di toko, kekhawatiran terhadap keamanan transaksi daring, dan belum meratanya layanan logistik yang cepat serta andal. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan e-commerce tidak bisa dipisahkan dari infrastruktur, edukasi konsumen, dan regulasi yang mendukung.

Potensi Besar di Negara Berkembang

Negara berkembang masih berada di bawah rata-rata global akibat hambatan logistik, kesenjangan infrastruktur, dan penetrasi internet yang terbatas. Di beberapa kawasan, kecepatan internet yang rendah, biaya data yang tinggi, dan distribusi jaringan yang belum merata menjadi penghalang utama bagi masyarakat untuk beralih ke belanja online.

Meski begitu, wilayah-wilayah ini memiliki potensi pertumbuhan signifikan. Seiring meningkatnya ketersediaan jaringan 4G dan 5G, harga smartphone yang semakin terjangkau, serta kemajuan layanan pembayaran digital seperti dompet elektronik dan transfer instan, peluang untuk memacu pertumbuhan e-commerce semakin besar.

Tantangan dan Langkah yang Dibutuhkan

Para pelaku industri menilai diperlukan upaya bersama antara pemerintah, perusahaan logistik, dan platform e-commerce untuk mempersempit kesenjangan ini. Peningkatan infrastruktur transportasi, penguatan jaringan internet, serta edukasi konsumen mengenai keamanan bertransaksi daring menjadi langkah penting.

“Negara berkembang bisa menjadi pasar e-commerce yang sangat besar di masa depan, tetapi hanya jika hambatan-hambatan fundamental ini diatasi,” ujar seorang analis pasar digital.

Dengan semakin luasnya akses internet dan perangkat seluler, serta meningkatnya kepercayaan terhadap pembayaran online, perdagangan elektronik di negara-negara berkembang diprediksi dapat melonjak pesat dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini diperkirakan akan mengubah peta persaingan global dan membuka peluang bisnis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Peringkat 10 Negara dengan Penetrasi Belanja Online Tertinggi

Berdasarkan data terbaru, daftar negara yang memimpin dalam penetrasi belanja ritel secara daring adalah:

Amerika Serikat: 33,7 persen

Tiongkok: 31,2 persen

Inggris Raya: 23,2 persen

Korea Selatan: 22,0 persen

Belanda: 20,9 persen

Kanada: 17,9 persen

Jepang: 16,2 persen

Italia: 14,9 persen

Jerman: 14,6 persen

Norwegia: 14,5 persen

Data ini menunjukkan bahwa e-commerce masih sangat terkonsentrasi di sejumlah negara tertentu, sementara banyak wilayah lain masih memiliki potensi pertumbuhan besar. Indonesia termasuk di antara negara-negara yang sedang mengalami peningkatan tren belanja online, didorong oleh penetrasi internet yang meningkat, pertumbuhan platform digital, serta adaptasi masyarakat terhadap layanan pembayaran elektronik.

Seiring waktu, dengan strategi yang tepat dan dukungan infrastruktur, perilaku belanja online diyakini akan semakin merata di berbagai belahan dunia, termasuk di negara-negara berkembang. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi sektor ritel, tetapi juga membuka peluang bagi inovasi logistik, teknologi pembayaran, dan strategi pemasaran digital yang lebih kreatif.

Fenomena belanja daring global ini memperlihatkan bahwa transformasi digital bukan sekadar tren sementara, melainkan menjadi bagian penting dari cara hidup masyarakat modern. Dengan penetrasi internet yang semakin merata dan platform e-commerce yang terus berkembang, masyarakat dari berbagai negara memiliki kesempatan untuk menikmati kemudahan berbelanja tanpa harus meninggalkan rumah.

Terkini

Tas Converse Stylish untuk Sekolah dan Ngampus

Kamis, 14 Agustus 2025 | 10:17:37 WIB

Sepatu Lari New Balance Nyaman dan Stylish

Kamis, 14 Agustus 2025 | 10:24:38 WIB

JKT48 Tunjukkan Keseruan Sebelum Setiap Penampilan

Kamis, 14 Agustus 2025 | 10:30:27 WIB

Lima Sekolah Sepak Bola Terbaik Jakarta Kini

Kamis, 14 Agustus 2025 | 10:39:05 WIB